Chief Economist & Investment Strategist Manulife Aset Manajemen Indonesia Katarina Setiawan mengatakan, dibandingkan perdagangan, perekonomian Indonesia lebih rentan terhadap kenaikan suku bunga acuan AS Fed Fund Rate (FFR). Kenaikan suku bunga acuan AS bisa membuat dana asing di pasar keuangan Indonesia keluar dalam jumlah besar.
"Ada tendensi akan ada peningkatan suku bunga AS. Indonesia lebih rentan terhadap ini dibandingkan dari sisi perdagangan. Ada risiko money outflow atau dana asing ke luar karena takut risiko nilai tukar," ujar dia dalam Market Review & Market Outlook 2017 di Gedung Sampoerna Strategic Square, Jakarta, Rabu (7/12/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pembatasan perdagangan memicu tekanan renmimbi. Di 2015 kita kena, tapi sekarang lebih baik dibandingkan 2015," ujar Katarina.
Kecilnya Current Account Deficit (CAD) alias defisit transaksi berjalan Indonesia dan tingginya cadangan devisa membuat Indonesia lebih siap menghadapi tekanan dari luar.
"Current Account Deficit kecil, cadangan devisa meningkat tajam, pertumbuhan ekonomi membaik, dan suku bunga turun karena inflasi terjaga sekarang lebih siap menghadapi turbulensi eksternal dibandingkan dulu," ujar Katarina. (dna/dna)











































