"Kondisi di dalam negeri, fundamental makro ekonomi kita masih sangat kuat. GDP growth akan kembali naik dari 2015 dengan ekspektasi 5%. Di 2016 5% sampai 5,2%," jelas Direktur Investasi Manulife Aset Manajemen Alvin Pattisahusiwa dalam Market Review & Market Outlook 2017 di Gedung Sampoerna Strategic Square, Jakarta, Rabu (7/12/2016).
Kemudian, besaran inflasi di tahun 2017 diperkirakan meningkat hingga 100 basis poin (bps) di level 4%-4,80%. Naiknya inflasi tahun depan dikarenakan adanya kenaikan barang konsumsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"2016 inflasi ditutup di kisaran 3% atau sedikit di atas 3%. Di 2017 ada kenaikan sedikit 100 bps dari 2015 karena ada kenaikan beberapa harga," kata Alvin.
Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) di tahun depan juga diperkirakan masih dalam level yang sama atau sedikit naik 25 bps. Suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate di 2017 diperkirakan berada di level 4,75%-5%.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan berada di kisaran Rp 13.200-Rp 13.700 per dolar AS di 2017.
Selanjutnya, posisi Current Account Deficit (CAD) atau defisit transaksi berjalan tahun depan berada di angka 2,10%-2,40%. Kemudian, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di kisaran 6.000-6.200.
Terakhir, imbal hasil atau yield Surat Utang Negara (SUN) di 2017 stabil di angka 7%-7,50%. (dna/dna)











































