Dalam keterangan tertulisnya, Enggar mengungkapkan, di pertemuan itu, dibicarakan kelanjutan rencana kerja sama bilateral Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), kebijakan impor, serta berbagai pembahasan di tingkat sektoral seperti pengembangan sapi Indonesia.
Dalam pertemuan itu juga, Indonesia dan Australia mengharapkan perundingan dapat diselesaikan sesuai target waktu yang telah disepakati, yaitu pada 2017.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, terkait dengan FTA, Steven mengatakan, Indonesia dan Australia sama-sama berambisi dalam memajukan investasi di kedua belah pihak.
"Sehingga itu bisa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi kedua negara, lapangan pekerjaan, konsumsi akses produk kedua negara," kata dia usai meninjau Pabrik Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) di Cibitung, Bekasi, Rabu (7/12/2016).
Steven pun mengakui, Australia dan Indonesia cukup optimistis dalam menargetkan FTA pada tahun depan.
"Australia dan Indonesia memiliki timeline dan timeframe yang cukup ambisius untuk hubungan dagang jangka panjang, kami melakukan former negosiasi, kami sangat yakin. Indonesia dan Australia memang memiliki kerja sama komprehensif," kata dia.
Ia menjelaskan, pada dasarnya, hubungan investasi dilakukan dilihat dari sisi geografis negara itu sendiri. Steven menilai, potensi pasar Indonesia dan Australia cukup besar. Oleh karenanya, kata Steven, hal itulah menjadi alasan Australia untuk menjalin kerja sama yang baik dengan Indonesia.
Steven pun mengaku, Australia tidak memfokuskan pada sektor tertentu dalam kerja samanya dengan Indonesia terkait dengan investasi. Dia hanya memastikan supaya semua sektor dapat ikut berkembang.
"Kami memastikan semua sektor berkembang. Australia sedang mencari cari yang terbaik untuk meningkatkan ekonomi, salah satunya meningkatkan ekspor jadi hal krusial dan saya meyakini hal itu krusial akan saya berkomitmen untuk memperluas lapangan kerja," tuturnya. (drk/drk)











































