Ekonomi Global Rentan Krisis di 2017, RI Harus Waspada

Ekonomi Global Rentan Krisis di 2017, RI Harus Waspada

Angga Aliya ZRF - detikFinance
Kamis, 08 Des 2016 10:52 WIB
Foto: Dok. PWI
Jakarta - Indonesia melewati berbagai situasi ekonomi di sepanjang 2016 yang hampir berlalu dengan baik. Memasuki 2017, Indonesia harus bersiap menghadapi ekonomi global yang rentan dengan krisis.

Menurut Profesor Didik Junaedi Rachbini, laporan Bank Dunia berjudul 'Doing Business 2017: Equal Opportunity for All' menunjukkan bahwa Indonesia bersama Brunei Darussalam, Kazakhtan, Kenya, Belarus menunjukkan perbaikan kinerja yang signifikan.

"Terutama dalam indikator melakukan usaha," katanya dalam acara Breakfast Meeting PWI di Jakarta seperti dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (8/12/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peringkat kemudahan berusaha di Indonesia naik 15 tingkat ke posisi 91 tahun ini. Naiknya peringkat tersebut, kata dia, merupakan salah satu dampak dari paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah.

"Kemudahan berbisnis dapat dilihat dari semakin cepatnya proses pendirian usaha di berbagai kota Indonesia. Kenaikan peringkat kemudahan berbisnis di Indonesia berpeluang meningkatkan permintaan kredit usaha," katanya.

Dengan demikian, investor dan pengusaha akan lebih terpacu membangun bisnisnya. ia menambahkan, usaha pemerintah di sektor pariwisata adalah membuat 10 prioritas destinasi baru, hingga kebijakan bebas visa di 169 negara.

Sasaran dari pembangunan pariwisata ini meliputi pertumbuhan kontribusi ke Pendapatan Domestik Bruto 4,2% di 2014 menjadi 8% di 2019.

Selain itu, targetnya bisa menarik 20 juta orang di tahun yang sama dengan devisa hingga Rp 240 triliun. Sasaran lainnya, kata dia, peningkatan usaha lokal dan bertambahnya tenaga kerja bersertifikasi di industri pariwisata.

Sementara di sektor e-commerce, Indonesia yang merupakan salah satu pengguna internet terbesar di dunia, ditargetkan bisa menghasilkan 1.000 technopreneurs dengan valuasi bisnis US$ 10 miliar.

"Dan pada tahun 2020 diprediksi nilai e-commerce mencapai US$ 130 miliar. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi XIV dengan tujuan mendorong perluasan dan peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat di seluruh Indonesia secara efisien dan terkoneksi secara global, mendorong kreasi, inovasi, dan invensi kegiatan ekonomi baru di kalangan generasi muda," katanya.

Selain itu, paket ekonomi juga diharapkan bisa memberikan kepastian dan kemudahan berusaha melalui percepatan pelaksanaan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik di periode 2016-2019. Utamanya memberikan perlindungan terhadap kepentingan nasional, UMKM, serta pelaku usaha pemula alias start-up. (ang/dnl)

Hide Ads