Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita, mengatakan pihaknya membantah memberikan izin impor untuk kentang granola. Kalau pun ada kentang jenis granola yang membanjiri pasar, itu merupakan kentang yang masuk secara ilegal.
"Tidak pernah kita keluarkan izin impor kentang granola, rekomendasi dari Kementerian Pertanian pun tidak ada. Tapi kalau dilaporkan ada barangnya di pasar, tidak berizin, itu berarti barang selundupan," kata Enggar di kantornya, Kamis (8/12/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara keseluruhan kita nggak akan kasih izin impor manakala produksi di dalam negeri sudah cukup. Dari Kementerian Pertanian pun tidak pernah kasih rekomendasi," ujar Enggar.
Dia melanjutkan, Kemendag selama ini hanya meloloskan kentang impor untuk kebutuhan industri, seperti kentang jenis atlantik.
"Ada permintaan kentang jenis lain yakni atlantik juga dihentikan yang biasa dipakai Indofood. Saya sudah ketemu mereka (Indofood), bahwa mereka juga mau serap hasil panen dalam negeri. Karena lebih mahal dari impor, ada bea masuk dan lainnya. Saya bilang ke mereka, You bikin roadmap, sampai kapan kita kasih izin impor," ungkapnya.
Menteri berlatar belakang pengusaha properti ini menuturkan, kentang atlantis untuk industri selama ini memang belum banyak ditanam petani domestik. Imbasnya, pasokan kentang industri terpaksa dipenuhi dari impor.
"Persoalannya kan dimana tanamnya. Itu butuh daerah tanam yang suhunya ekstrem (dingin). Bisa di Garut, Pengalengan, atau Dieng," pungkas Enggar.
Sementara itu, Ketua Serikat Petani Indonesia (API), Henry Saragih, sejak 3 bulan lalu kentang impor membanjiri pasar sehingga membuat harga kentang lokal jatuh.
Karena sejak 3 bulan lalu kentang impor yang masuk ini membuat harga kentang lokal jatuh. Kita datang dari jauh hanya untuk menuntut pemerintah menyetop impor kentang," ucap Henry.
"Ini aneh sekali, data produksi kentang kita 1,2 juta ton, konsumsi masih di bawah itu. Kenapa harus impor segala, kita temukan banyak kentang impor di pasar-pasar. Di pasar induk banyak sekali beredar pas kita cek," tambahnya. (hns/hns)