Antisipasi Natal dan Tahun Baru, Kemendag Pantau Harga Ayam Hingga Cabai

Antisipasi Natal dan Tahun Baru, Kemendag Pantau Harga Ayam Hingga Cabai

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Jumat, 09 Des 2016 15:27 WIB
Foto: Eduardo Simorangkir
Jakarta - Menjelang hari raya Natal dan Tahun Baru akan terjadi kenaikan permintaan barang kebutuhan pokok. Kenaikan permintaan biasanya berdampak pada lonjakan harga.

Apa langkah pemerintah untuk mengantisipasi lonjakan permintaan ini?

"Kami lakukan pemantauan pasar ke daerah-daerah, terutama yang mayoritas masyarakatnya merayakan Natal untuk memastikan ketersediaan pasokan dan perkembangan harga barang kebutuhan pokok serta kelancaran distribusi pasokan dari sentra produksi ke pasar," ujar Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Oke Nurwan, dalam jumpa pers di kantor Kemendag, Jakarta, Jumat (9/12/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa komoditas yang harganya cenderung naik dalam satu bulan terakhir adalah daging ayam ras dan telur ayam ras. Harga daging ayam ras sendiri per 8 Desember 2016 naik 2,4% menjadi Rp 30.650/kg, sedangkan harga telur ayam ras naik 2,3% menjadi Rp 22.490/kg, dan diprediksi akan terus berlanjut hingga akhir tahun.

"Kenaikan diprediksi akan terus berlanjut hingga akhir tahun, yang dipengaruhi oleh faktor naiknya permintaan terkait perayaan Natal dan Tahun Baru. Mungkin liburan sekolah juga cukup mempengaruhi permintaan," tambahnya.

Sedangkan untuk komoditas cabai merah yang bulan lalu harganya naik, diakui telah terjadi penurunan harga rata-rata. Harga cabai merah per 8 Desember 2016 dibanding sebulan lalu turun 9,8%-14,6% menjadi Rp 45.960 hingga Rp 49.150 per kilogram.

"Penurunan tersebut karena pasokan cabai sudah meningkat ke pasar. Diindikasikan naiknya pasokan sebesar 31%. Dari 2.530 ton pada November 2016 jadi 3.300 ton di minggu kedua Desember 2016," tutur dia.

Sementara itu, untuk beras, diperkirakan harganya stabil, dan bergerak pada kisaran Rp 10.700/kg. Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, menjamin stok beras akan stabil hingga 6 bulan ke depan.

Enggar mengaku telah melakukan pembicaraan kepada Perpadi (Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia) dan dijamin bahwa ketersediaan beras aman.

"Yang paling penting adalah ketersediaan beras. Baik dari ketersediaan dari Bulog dan Perpadi yang dijamin sampai Mei. Mereka bilang bahwa mereka merepresentasikan jalur distribusi beras di RI. Jadi kalau kami percayakan itu, percayalah," kata Enggar.

Selain itu, Kemendag juga koordinasi dengan dinas-dinas yang bertanggungjawab di bidang perdagangan seluruh Indonesia. Koordinasi ini untuk mendapatkan laporan ketersediaan stok dan perkembangan harga barang kebutuhan pokok serta langkah-langkah dan kesiapan di masing-masing daerah menghadapi Natal dan Tahun Baru 2017. (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads