Penarikan dilakukan oleh Presiden Nicolas Maduro, karena pekan ini Venezuela akan menerbitkan pecahan baru yang lebih besar.
Inflasi tinggi membuat uang pecahan 100 boliviar yang paling sering digunakan masyarakat, menjadi tidak bernilai. Penarikan uang pecahan 100 boliviar dari peredaran akan dilakukan mulai Rabu lusa. Dalam 10 hari, warga Venezuela bisa menukar uang ini dengan pecahan baru di bank sentral.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mulai Kamis pekan ini, bank sentral Venzuela akan menerbitkan 6 uang kertas pecahan baru dan 3 koin pecahan baru. Terbesar adalah pecahan 20.000 boliviar, atau setara US$ 5.
Tidak ada yang tahu berapa data inflasi di Venezuela tahun ini. Namun para ekonom memperkirakan 3 digit. Ada yang memperkirakan, inflasi di Venezuela akan lebih dari 500% di tahun ini.
Negara produsen minyak ini mengalami pukulan ekonomi, dan nilai mata uangnya terjun 55% terhadap dolar AS pada bulan lalu.
Maduro sebelumnya pernah mengatakan, ada jaringan kejahatan terorganisasi di perbatasan Kolombia-Venezuela yang membeli mata uang Venezuela, untuk membeli barang subsidi di Venezuela, dan menjualnya dengan lebih mahal di Kolombia.
Kondisi ini yang membuat barang-barang subsidi menjadi tidak tepat sasaran, dan akhirnya harga menjadi naik dan inflasi melambung.
"Saya telah memutuskan untuk menarik uang pecahan 100 boliviar dari sirkulasi dalam 72 jam ke depan. Kami mesti tetap memberantas mafia," tegas Maduro.
Turunnya nilai mata uang di Venzuela membuat pembayaran di restoran atau supermarket menjadi sulit dengan uang tunai, jadi harus menggunakan kartu kredit atau debit. Butuh uang tunai satu tas bila ingin membayar tagihan di restoran atau supermarket.
Banyak masalah dihadapi dalam sistem pembayaran di Venezuela, mendapat uang tunai saat ini makin sulit dan mesin kartu kredit seringkali bermasalah.
Anjloknya harga minyak menjadi awal mula keruntuhan ekonomi di Venezuela. (wdl/dna)