Sebelumnya, Elvyn juga pernah menjabat sebagai Komisaris Bank Bali, Direktur Bank Permata, Corporate Secretary Bank Negara Indonesia (BNI), hingga Direktur PT Tuban Petrochemical Industries.
Dalam acara Indonesia Change Management Forum 2016 (ICMF 2016), Elvyn sempat menceritakan hari pertamanya memimpin Pelindo II April 2016 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam memegang jabatan tertinggi di Pelindo II, Elvyn menekankan pentingnya loyalitas kepada perusahaan, pemikiran yang sama atas tujuan perusahaan dan kapasitas perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya.
"Seluruh orang di perusahaan punya pemahaman yang sepemikiran. Nggak mungkin pimpinan organisasi mau ke Blok M tapi yang lainnya mau ke Priok dan lainnya," kata Elvyn dalam acara Indonesia Change Management Forum 2016 (ICMF 2016) di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Selasa (13/12/2016).
Di hari pertamanya, Elvyn membuat sebuah visi perusahaan agar bisa menjadi perusahaan jasa pelabuhan kelas dunia. Untuk menuju ke perusahaan kelas dunia, tentu perbaikan harus dimulai dari dalam diri perusahaan terlebih dahulu. Dengan adanya perbaikan tersebut, maka bisa meningkatkan kesejahteraan pegawai yang selama ini diinginkan.
"Saya tanya apa ekspektasi anda pertama. Setelah itu saya membuat satu visi yang baru mari kita bikin world class supaya kesejahteraan anda naik," terang Elvyn.
Selain itu, Elvyn menemui betapa banyaknya spanduk aspirasi serikat pekerja pelabuhan yang terpasang di depan kantor Pelindo II. Melihat banyaknya spanduk-spanduk tersebut, kemudian Elvyn memanggil seluruh pegawai Pelindo II untuk mendengarkan keinginan mereka secara langsung.
"Hari kedua di Tanjung Priok depan kantor ada spanduk itu kemudian saya cerita dengan serikat pekerja. Saya sampaikan ke serikat pekerja bahwa kawan-kawan tadi saya lihat spanduk di luar ada minta naik gaji," kata Elvyn.
Untuk menampung dan memonitor seluruh aspirasi pegawai di Pelindo II, Elvyn kemudian memasang videotron yang khusus untuk menampilkan keinginan para pegawai. Sehingga seluruh aspirasi pegawai bisa diketahui dan diselesaikan secara maksimal.
"Kita pasang videotron saja sehingga saya bisa lihat. Karena seorang pemimpin nggak bisa di belakang meja, nggak bisa ngasih instruksi saja," tutur Elvyn. (drk/drk)











































