Kementan Bantah Harga Kentang Jatuh Karena Serbuan Impor

Kementan Bantah Harga Kentang Jatuh Karena Serbuan Impor

Muhammad Idris - detikFinance
Rabu, 14 Des 2016 08:59 WIB
Foto: Muhammad Idris
Jakarta - Pekan lalu, ratusan petani kentang asal Dieng, Jawa Tengah, berunjuk rasa ke kantor Kementerian Perdagangan di Jakarta. Dalam tuntutannya, mereka meminta pemerintah menutup semua impor jenis kentang, lantaran dianggap mengancam harga kentang lokal.

Namun demikian, menurut Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Spudnik Sudjono, harga kentang justru saat ini tengah tinggi-tinggi di pasaran. Dirinya membantah klaim harga kentang jatuh karena serbuan kentang impor dari Asia Selatan.

"Harga kentang kan tinggi, apa pun masukan dari mereka jadi koreksi kami. Harga kentang sebenarnya sudah jauh tinggi Rp 20.000/kg kualitas A, (kualitas) sedang Rp 14.000/kg, paling bawah Rp 12.000/kg, tinggi itu sebenarnya," ujarnya kepada detikFinance, Rabu (14/12/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia melanjutkan, soal klaim petani Dieng soal serbuan kentang impor di pasaran belakangan ini juga tak benar. Selain selama ini tidak mengeluarkan rekomendasi impor di luar kentang kebutuhan industri, pihaknya juga tidak menemukan maraknya kentang impor yang masuk secara berlebihan yang mengganggu harga.

"Tidak ada itu (banjir kentang impor)," tandas Spudnik.

Menurut Spudnik, pasce demo petani kentang tersebut, Kementan saat ini mempertimbangkan untuk tidak lagi mengeluarkan rekomendasi izin impor untuk semua jenis kentang segar, dalam hal ini kentang dari varietas atlantik yang lumrah dipakai industri keripik kentang.

"Saya tetap ambil keputusan untuk tidak mengeluarkan lagi izin impor kentang segar untuk varietas atlantik," jelas dia.

Selain mendorong industri lebih banyak menyerap kentang atlantik petani lokal, penghentian impor juga dilakukan agar tidak ada lagi penyalahgunaan impor kentang granola yang selama ini dilarang masuk, dengan izin impor kentang atlantik.

"Impor kentang segar untuk varietas atlantik, takutnya disalahgunakan dicampur dengan granola dan sebagainya. Itu celah, jadi saya berpikir dan putuskan untuk tidak lagi kasih rekomendasi kentang segar untuk menutup impor," ungkap Spudnik.

Sebelumnya menurut pengakuan Sekretaris Serikat Petani Kentang Dieng, Happy Kurniawan, harga kentang di petani anjlok hingga Rp 5.000/kg, menukik dari harga sebelumnya di kisaran harga tertingginya di tingkat petani Rp 10.000/kg. Penurunan harga ini mulai terasa sejak 3 bulan terakhir.

"Harganya nggak turun langsung, tapi perlahan sejak 3 bulan. Setelah kita selidiki ternyata ada banyak sekali kentang impor yang masuk ke pasar. Di beberapa pasar kita temukan ada kentang impor. Terutama di Pasar Induk Kramatjati," kata Happy saat dikonfirmasi.

Selama ini, menurut Happy, petani kentang hanya untung pas-pasan, namun masih tetap menanam lantaran masih dianggap menguntungkan. Namun dengan adanya kentang impor, petani di sejumlah sentra kentang sulit bertahan dengan kondisi tersebut.

"Untuk menghasilkan 1 kilogram kentang, modalnya itu antara Rp 7.000-7.500/kg. Sementara setelah ada kentang impor, harga di petani jatuh sampai Rp 5.000/kg. Karena ada kentang impor yang harganya Rp 6.000/kg," jelasnya. (wdl/wdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads