Swasembada Kedelai Baru Bisa Tercapai 2020

Swasembada Kedelai Baru Bisa Tercapai 2020

Michael Agustinus - detikFinance
Kamis, 15 Des 2016 15:55 WIB
Swasembada Kedelai Baru Bisa Tercapai 2020
Foto: Muhammad Idris
Jakarta - Konsumsi kedelai masyarakat Indonesia terbilang besar, yakni 2,7 juta ton setiap tahun, sebagian besar untuk kebutuhan bahan baku tempe dan tahu. Ironisnya, sebanyak 68% kebutuhan nasional tersebut harus dipenuhi dengan kedelai impor.

Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Dwi Iswari, mengatakan pihaknya baru bisa fokus pada 2 komoditas pangan yakni padi dan kedelai, sehingga program swasembada kedelai baru bisa dilakukan pada beberapa tahun mendatang.

"Sampai 2 tahun ini atau sampai tahun depan baru bisa fokus. Posisinya kedelai masih sangat sulit, baru bisa swasembada targetnya tahun 2020," ucap Dwi di seminar Tantangan dan Peluang Agribisnis 2017 di Hotel Santika, Jakarta, Kamis (15/12/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Dwi, jumlah produksi kedelai lokal dengan impor mempunyai perbandingan yang sangat jomplang, sehingga saat ini sulit mencapai swasembada. Kondisi ini berbeda dengan jagung dan padi dimana produksi lokalnya sudah cukup besar.

"Kedelai untuk impor saja sekarang masih 68% dari total kebutuhan. Kebutuhan kita setiap tahun 2,7 juta ton, sementara jumlah produksi baru 885.000 ton, impornya 1,8 juta ton," tuturnya.

"Jadi kita harus hilangkan kata 'le' (kedelai) dulu dalam program swasembada pajale (padi jagung kedelai), karena yang kedelai ini masih lama swasembadanya. Karena impornya saja masih 68%, sementara paja (padi kedelai) dulu," pungkas Dwi. (dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads