Tak lama menjabat sebagai Menteri Keuangan, Sri Mulyani meminta izin kepada Jokowi untuk melakukan perubahan terhadap APBNP 2016 yang dinilai tidak realistis, salah satunya dari sisi target penerimaan perpajakan.
"Sehingga waktu kami menerima pekerjaan sebagai Menteri Keuangan ya percakapan pertama yang saya sampaikan ke Presiden APBN perlu dibongkar," tutur Sri Mulyani dalam acara Indonesia Economic Outlook 2017 di Hotel Mulia, Jakarta Selatan, Kamis (15/12/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau basisnya salah terus APBN tidak kredibel, maka tidak jadi sumber solusi tapi jadi sumber masalah," ujar Sri Mulyani.
Masih lemahnya ekonomi dunia yang juga dirasakan Indonesia dirasakan sulit untuk mendapatkan target penerimaan perpajakan sebesar itu. Sri Mulyani pada saat itu memperkirakan terjadi shortfall (kekurangan penerimaan pajak) RP 219 triliun, sehingga dirinya melakukan pemangkasan anggaran Rp 133 triliun untuk menjaga defisit anggaran tetap terjaga.
"Masyarakat makin menjerit wong ekonomi lemah masih diinjak. Kalau mau pura-pura punya duit nggak kredibel juga," tutup Sri Mulyani. (ang/ang)