"Ini kan barang besar, Rp 102 triliun kan bukan duit dikit," ujarnya di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/12/2016).
Besarnya nilai investasi dikarenakan teknologi yang rencananya akan digunakan mengandalkan elektrifikasi.
"Ya, karena teknologi itu paling bagus. Kita pakai diesel mundur lagi dong," kata Luhut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah menginginkan skema yang diaplikasikan nantinya adalah Public Private Partnership (PPP) atau kerjasama pemerintah dan badan usaha.
"Tadi presiden juga setuju dengan teknologi itu, tapi kan jadi besar jadi jangan nambah utang kita. Oleh karena itu kita lagi cari format nya gimana supaya utang negara nggak terlalu bertambah," pungkasnya. (mkl/dna)











































