Ini Jurus BKPM Antisipasi 'Trump Effect' di Sektor Investasi

Ini Jurus BKPM Antisipasi 'Trump Effect' di Sektor Investasi

Yulida Medistiara - detikFinance
Selasa, 20 Des 2016 15:55 WIB
Foto: Fadhly Fauzi Rachman
Jakarta - Pemerintah segera mengantisipasi fenomena global green back dengan semakin menguatnya kurs dolar Amerika Serikat (AS) yang berdampak pada melemahnya mata uang negara-negara lain termasuk Indonesia. Salah satu langkah konkret yang dilakukan BKPM adalah terus memperbaiki layanan investasi.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menyampaikan bahwa perbaikan layanan investasi merupakan salah satu kebijakan reformasi ekonomi yang harus terus dilakukan.

"Terpilihnya Donald Trump dengan kebijakan America First-nya berdampak pada melemahnya nilai tukar negara-negara termasuk Indonesia. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah terus melakukan perbaikan layanan investasi," ujar Thomas di Kupang, Nusa Tenggara Timur, dalam keterangan tertulis, Selasa (20/12/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Tom, panggilan akrab Thomas Lembong, melemahnya rupiah berdampak positif dari sisi peningkatan daya siang Indonesia. Salah satu sisi positif tersebut adalah harga barang dan jasa yang ditawarkan oleh Indonesia menjadi lebih kompetitif.

"Seperti diketahui ekspor tidak hanya jual barang tapi juga jasa di antara sektor pariwisata. Ini sesuai program pemerintah yang akan menciptakan 10 destinasi baru, di NTT salah satunya adalah Labuan Bajo, selain itu daya tarik pariwisata lainnya seperti Pulau Komodo," kata Tom.

Lebih lanjut, Tom menambahkan, bahwa investasi menjadi pilar yang diharapkan tumbuh untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

"Investasi tahun depan diharapkan mencapai Rp 678,8 triliun dan pada tahun 2018 dapat mencapai Rp 860 triliun," lanjutnya.

Sejalan dengan Kepala BKPM, Gubernur NTT Frans Lebu Raya menyampaikan bahwa pemerintah daerah akan mendukung upaya pemerintah untuk memperbaiki layanan investasi.

"Perbaikan PTSP yang dilakukan tidak akan langsung meningkatkan PAD, namun dengan banyaknya investor yang masuk akan berdampak ke peningkatan PAD juga nantinya," paparnya.

Berdasarkan data BKPM, selama dua tahun terakhir (2015-2016), dari target investasi nasional tahun 2015 sebesar Rp 519,5 triliun telah tercapai realisasi investasi sebesar Rp 545,4 triliun, yang terdiri dari realisasi PMA sebesar Rp 365,9 triliun (17.738 proyek) dan realisasi PMDN sebesar Rp 179,5 triliun (5.100 proyek). (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads