Mentan, Mendag, Menperin Rapat Soal Minyak Sawit, Ini Hasilnya

Mentan, Mendag, Menperin Rapat Soal Minyak Sawit, Ini Hasilnya

Yulida Medistiara - detikFinance
Selasa, 20 Des 2016 17:30 WIB
Ilustrasi (Foto: Febri Angga Palguna)
Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman menghadiri rapat bersama Menko Perekonomian Darmin Nasution. Rapat tersebut membahas soal persiapan pertemuan antara Dewan Produsen Minyak Sawit (Council of Palm Oil Producing Countries/CPOP) yang merupakan kerjasama antara Indonesia dengan Malaysia.

Rapat tersebut diagendakan mulai pukul 13.30 WIB dan selesai sekitar pukul 16.00 WIB. Rapat yang berlangsung sekitar 2,5 jam membahas soal persiapan pertemuan Indonesia dengan Dewan Produsen Minyak Sawit itu.

"RSPO (forum working group Roundtable Suistainable Palm Oil) kita sedang bahas langkah-langkah apa yang perlu dilakukan, kemarin sudah ada kesepakatan kalau RSPO ini untuk CPOPC ini berlaku sejak bulan Januari. Jadi, kita koordinasikan apa yang akan dibahas dalam CPOPC," kata Menperin Airlangga, usai rapat di Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Selasa (20/12/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini pembahasan soal CPO telah dialihkan kembali dari Kemenko Maritim ke Kemenko Perekonomian sehingga rakor ini merupakan rapat koordinasi untuk membahas persiapan apa saja yang akan dibawa Indonesia ke dalam forum tersebut.

"Internal dulu karena ini ada harus dibahas karena Pak Menko baru ditugaskan satu bulan ini, ya berupa koordinasi penyamaan ini saja," imbuhnya.

Ia mengatakan, pertemuan dengan dewan CPOC akan dilakukan di Jakarta. Di mana para menteri terkait seperti Mendag juga akan hadir dalam pertemuan tersebut. Akan tetapi, terkait waktu belum dipastikan tanggalnya.

"Rencananya kan ada pertemuan dengan CPOPC berikutnya di Jakarta. Belum ditentukan waktunya, tergantung Pak Menko," kata Airlangga.

Tujuan utama sinergi antar produsen sawit Indonesia-Malaysia adalah untuk membuat standar yang sama dari seluruh industri sawit di mana masing-masing negara memiliki standarnya tersendiri. Saat ini sedang disusun standar industri sawit misalnya dari industri yang ada di hilir, dan hulu atau dari kebun dan industri.

Airlangga mengatakan, nantinya Indonesia akan bekerjasama dengan Malaysia terkait standar CPO, sustainability hingga perluasan kawasan industri hijau.

"Nah itu kan nanti mengenai standar, sustainability, mengenai perluasan industri hijau," kata Airlangga.

Nantinya kantor sekretariat CPOPC ada di Indonesia karena merupakan produsen terbesar di dunia. Sedangkan struktur dewannya, saat ini masih disusun yang terdiri 2 orang perwakilan dari Malaysia dan juga Indonesia.

"CPOPC strukturnya sudah. Yang dari Malaysia kan ditaro 2 orang, dari kita ada CEO-nya dan dua orang direktur, sedang disusun strukturnya," kata Airlangga. (dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads