Pinjaman China untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung Cair Akhir Tahun

Pinjaman China untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung Cair Akhir Tahun

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Kamis, 22 Des 2016 17:33 WIB
Foto: Eduardo Simorangkir
Jakarta - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mendapatkan penugasan untuk menggarap proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Proyek ini akan dikerjakan lewat konsorsium yang telah dibentuk bersama dengan PT KAI (Persero), PT Jasa Marga Tbk, dan PT Perkebunan Nusantara VII.

Saat ini pekerjaan proyek telah memasuki pada tahap investigasi tanah atau soil investigation. Jadwal ini sendiri sedikit mundur, lantaran pinjaman dana pembangunan yang bersumber dari Bank Pengembangan Tiongkok (China Development Bank) belum rampung.

Alotnya proses negosiasi ini sendiri dikarenakan meminta adanya jaminan atas utang yang diberikan, mengingat proyek ini sama sekali tidak dijamin oleh pemerintah dan tidak menggunakan dana APBN.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang agak lama prosesnya, karena bank sentral China itu memberi pengecualian besar sekali kepada Indonesia untuk bisa bekerja sama dengan KCIC," kata Direktur Direktur Keuangan Wika, Steve Kosasih, saat Breakfast with Media di Wika Tower 2, Jakarta, Kamis (22/12/2016).

Namun demikian, ia mengatakan, finalisasi financial closing terkait pembiayaan dari China Bank Development (CBD) bisa dilakukan sebelum akhir tahun ini, sehingga bisa dilakukan tanda tangan kontrak pada awal tahun depan. PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) diberikan pinjaman lunak jangka panjang, dengan fasilitas pendanaan dalam kurs US$ dan bunga tetap 2% selama 40 tahun dan juga dalam kurs yuan, ditambah 10 tahun masa tenggang.

Hal ini bisa dilakukan karena komitmen pemerintah China yang ingin melakukan ekspansi ke luar negeri mengingat wilayah dalam negerinya yang sudah penuh dengan pembangunan. Bahkan Indonesia kata dia menjadi wilayah prioritas China dalam ekspansi bisnisnya di Asia Tenggara.

"Kalau grace period (masa tenggang) 10 tahun, sama pinjaman flat 2% selama 40 tahun saya kira itu banknya sudah nggak untung lagi. Jadi itu karena mereka benar-benar mau masuk ke Indonesia, karena yang saya dengar mereka mau jadikan Indonesia base mereka di Asia Tenggara," tutur Steve.

Sejalan dengan hal tersebut, pembebasan lahan dan pengerjaan investigasi tanah pun terus dilakukan. Dengan pembebasan lahan yang saat ini telah mendekati 90%, diharapkan tahun depan konstruksi bisa dilakukan.

"Untuk pembebasan lahan, sudah mendekati 90% atau sekitar 82% ke atas. Jadi tahun depan mudah-mudahan kita sudah bisa langsung mengerjakan pelaksanaan pekerjaan sipil," ungkap Direktur Operasional Wika, Gandira Gutawa dalam kesempatan yang sama. (dna/dna)

Hide Ads