Kementan Klaim Kinerja Pertanian Meningkat

Kementan Klaim Kinerja Pertanian Meningkat

Muhammad Idris - detikFinance
Kamis, 22 Des 2016 19:25 WIB
Kementan Klaim Kinerja Pertanian Meningkat
Foto: Dok. Kementerian Pertanian
Jakarta - Pangan merupakan aspek penting dalam Ketahanan Nasional. Perlu kemampuan membuat kebijakan dan mengimplementasikan di lapangan.

Inilah yang dilakukan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, dalam dua tahun memimpin Kementerian Pertanian. Berbagai kebijakan Amran telah menunjukkan hasil seperti, merevisi regulasi, membangun infrastruktur dasar pertanian, mekanisasi, penyaluran benih unggul dan pemupukan, pengendalian tata niaga pangan, mengendalikan impor dan mendorong ekspor.

Hal tersebut diungkapkan oleh Dr Ana Astrid Kasubag Data pada Pusat Data dan Sistem Informasi Kementerian Pertanian, di Jakarta, Kamis (22/12) dalam menanggapi pernyataan Ketua Bidang Pertanian, Kedaulatan Pangan dan ESDM, Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Anshor, Adhe Musa Said.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Silakan Saudara mempelajari data BPS. Produksi padi tahun 2016 sebesar 79,17 juta ton gabah kering giling atau naik 4,96 persen dibandingkan 2015 dan tahun 2015 naik 6,43 persen dibandingkan tahun 2014. Keberhasilan meningkatkan produksi ini mampu menjadikan Indonesia tahun 2016 tidak impor beras medium," kata Ana, dalam keterangan tertulis Kementan, Kamis (22/12/2016)

Ana memaparkan bahwa sejak 33 tahun, baru 2016 sekarang ini tidak impor beras medium. Impor jagung Januari-November 2016 turun 66% dibandingkan periode sama tahun 2015. Selain itu, impor bawang merah turun hingga 93%. "Ini kan prestasi kinerja yang nyata," paparnya.

Ana pun menjelaskan anggaran yang ada memang digunakan secara fokus dan efisien. Hal ini sesuai dengan menerapkan ilmu manajemen strategis yang benar, yaitu fokus komoditas dan fokus lokasinya. Hasilnya dapat dilihat dalam dua tahun ini memberikan tambahan produksi pada 24 komoditas senilai Rp 165,6 triliun yang dinikmati bagi petani.

"Tidak hanya itu tolong cek angka kemiskinan di perdesaan semakin menurun dan gini rasio semakin membaik," jelasnya.

Ana mengakui bahwa tenaga kerja sektor pertanian menurun. Namun hal itu merupakan dampak positif dari modernisasi dan mekanisasi pertanian dan berkembangnya industrialisasi. Saat ini banyak generasi muda malah terjun ke sektor pertanian dengan teknologi modern.

"Tolong disimak Ini kan mengindikasikan Indonesia sedang mengalami proses transformasi ekonomi struktural yang tepat. Lembaga kajian level internasional pun mengakui kinerja sektor pertanian Indonesia," tegasnya.

Harus diketahui, The EIU dalam GFSI 2016 menyebutkan Indonesia terjadi perubahan terbesar di dunia pada Indeks Ketahanan Pangan Global dengan skor 2,7.

"Kalau ingin menjadi pengamat pertanian ya semestinya menganalisis secara cermat sehingga statement-nya tidak meresahkan publik. Apalagi kalau mau mencari panggung untuk tampil di publik, saya sarankan belajar mendalami pertanian dulu lah," pungkas Ana. (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads