Beberapa proyek kerja sama dengan pemerintah Jepang tersebut di antaranya dilakukan untuk penguatan poros maritim dan proyek-proyek infrastruktur.
Luhut mengatakan, beberapa proyek telah mencapai tahap finalisasi seperti Pelabuhan Patimban dan proyek Masela yang hampir mencapai kesepakatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proyek Masela juga hampir mencapai kesepakatan. Menurut Menko Luhut, nantinya akan ada tiga proyek dalam proyek Masela ini.
"Kami masih tunggu perjanjian tertulisnya. Nanti akan ada proyek LNG, Petrokimia dan pabrik pupuk. Petrokimia dan pabrik pupuk belum pernah terpikirkan oleh kami sebelumnya," paparnya.
Sementara itu, Indonesia juga sepakat melakukan kerja sama dalam meningkatkan ekonomi kelautan dan kerja sama antara Indonesia - Jepang dalam industri kelautan.
"Jepang sudah melihat peluang-peluang untuk melakukan investasi di Pulau Natuna Besar, di Natuna Timur untuk energi, dan di Sabang untuk pelabuhan. Mereka juga akan berinvestasi di Morotai" tambahnya.
Begitu pula untuk proyek kereta api semi-cepat Jakarta-Surabaya. Luhut mengatakan, pemerintah Jepang telah sepakat untuk membangun di mana skema kerjasama pemerintah-swasta (PPP) termasuk salah satu altenatif yang dipertimbangkan.
Dengan demikian, kata Luhut tahun depan akan banyak kesepakatan proyek pemerintah yang bekerja sama dengan Jepang. Dirpoyeksi, Jepang akan menjadi salah satu pemegang porsi investasi terbesar di Indonesia setelah Singapura.
"Dengan yang saya sebutkan tadi, kelihatan sekali kerja sama Indonesia-Jepang akan membawa angka sangat besar, beberapa puluh miliar. Januari mungkin akan kita umumkan. Kami masih finalisasi angka ini, sehingga kelihatan bahwa Jepang tetap menjadi investor terbesar di Indonesia setelah Singapura," pungkas Luhut. (ang/ang)











































