Seperti dikutip dari siaran pers Kementerian PUPR, Selasa (27/12/2016), selain meresmikan PLBN Motaain, Jokowi dan Basuki juga akan melihat PLBN lainnya di NTT yakni PLBN Motamassin di Kabupaten Malaka yang dalam tahap penyelesaian akhir pekerjaan. Pembangunan Dua PLBN tersebut telah dimulai sejak November 2015 lalu.
Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya melakukan pembangunan PLBN Motaain menggantikan pos lama di atas lahan seluas 8,03 hektar. Pembangunan dimulai sejak tahun 2015 dengan pendanaan sebesar Rp 82 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Dok. Kementerian PUPR |
Sementara untuk pengembangan PLBN akan dilanjutkan tahun 2017 meliputi pembangunan mess pegawai, wisma Indonesia, car wash, x-ray mobile, pasar perbatasan, lapangan olah raga, pos Pamtas TNI dan pos Polri.
Arsitektur bangunan PLBN Motaain mengadopsi arsitektur rumah adat masyarakat Belu. Sementara ornamen sun shading pada atap bangunan pemeriksaan kendaraan pribadi mengadaptasi corak tenun setempat.
Sementara pembangunan PLBN Motamassin di Kabupaten Malaka yang juga perbatasan antara RI-Timor Leste dilakukan di atas lahan seluas 11,29 hektar. Pembangunan dilakukan sejak tahun 2015 dengan pembiayaan sebesar Rp 128 miliar.
Foto: Dok. Kementerian PUPR |
Bangunan PLBN terdiri dari zona inti yang terdiri dari gedung utama PLBN, gedung pemeriksaan terpadu, pelataran pemeriksaan, bangunan kliniki, car wash, jembatan timbang, gudang sita, bangunan kennel, bangunan utilitas, pos pemeriksaan imigrasi, gerbang tasbara, monumen Garuda, Pos Pamtas TNI, dan infrastruktur kawasan.
Sementara itu, pengembangan zona sub inti dan pendukung di PLBN Motamassin, akan dimulai pembangunannya pada 2017 terdiri dari Mess Pegawai, kantor pengelola, pasar perbatasan, gedung serbaguna, wisma Indonesia, helipad, lapangan voli, pos polisi, convenience store, food court, rest area dan mushalla.
Foto: Dok. Kementerian PUPR |
Bangunan PLBN Motamassin tersebut mengadopsi arsitektur rumah adat masyarakat Belu dan rumah adat Mabur di NTT. Sementara untuk ventilasi menggunakan konsep alami yang mengadopsi dari rumah adat NTT,dan ornamen sun shading pada atap bangunan mengadaptasi corak tenun setempat. Pola-pola tenun ikat Belu dan Malaka, NTT juga diaplikasikan pada pola bentuk lampu di bangunan tersebut. (ang/drk)












































Foto: Dok. Kementerian PUPR
Foto: Dok. Kementerian PUPR
Foto: Dok. Kementerian PUPR