PLBN Motaain merupakan satu dari tujuh PLBN yang dipugar pemerintah, dengan tujuan mengubah kawasan tertinggal di perbatasan, di mana kawasan terluar harus jadi beranda depan Indonesia, bukan lagi sebagai halaman belakang yang kurang diperhatikan.
Bangunan PLBN Motaain meliputi zona inti yang terdiri dari bangunan utama PLBN, gedung pemeriksaan kendaraan dan power house. Arsitektur atapnya berbentuk rumah adat masyarakat Belu, dengan ornamen sun shading pada atap gedung pemeriksaan kendaraan pribadi mengadaptasi corak tenun setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Eduardo Simorangkir/detikFinance |
Berdasarkan pantauan detikFinance di lokasi, ruangan di dalam gedung utama PLBN terdapat pemeriksaan imigrasi dengan interior yang didominasi oleh corak tenun khas NTT. Di area selanjutnya, terdapat gedung pemeriksaan kendaraan kargo keberangkatan yang di depannya dihiasi oleh patung burung Garuda yang memegang semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Di bagian terdepan atau perbatasan Indonesia dan Timor Leste, terdapat gerbang lintas batas negara yang dihiasi ornamen tulisan Motaain Indonesia, dan jembatan transisi, di mana warna merah putih bersanding dengan warna khas negara Timor Leste, merah, kuning dan hitam.
Foto: Eduardo Simorangkir/detikFinance |
Pembangunan PLBN terpadu motaain sendiri masih pada tahap I. Nantinya kawasan ini akan kembali dikembangkan hingga tanggal 5 Maret 2019 nanti, dengan luas lahan mencapai 4,62 ha dan biaya pelaksanaan sekitar Rp 228,9 miliar. Pembangunan yang dilaksanakan pada tahap II di antaranya tempat pencucian mobil, x-ray kargo, mess pegawai, wisma Indonesia, pasar perbatasan, lapangan olahraga, hingga pos pamtas TNI dan Polri.
Foto: Eduardo Simorangkir/detikFinance |
Foto: Eduardo Simorangkir/detikFinance |












































Foto: Eduardo Simorangkir/detikFinance
Foto: Eduardo Simorangkir/detikFinance
Foto: Eduardo Simorangkir/detikFinance
Foto: Eduardo Simorangkir/detikFinance