Pemugaran PLBN Motaain Rp 82 M, Jokowi: Dua Kali Lipat Juga Kita Bisa

Pemugaran PLBN Motaain Rp 82 M, Jokowi: Dua Kali Lipat Juga Kita Bisa

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Rabu, 28 Des 2016 10:58 WIB
Foto: Eduardo Simorangkir
Belu - Presiden Joko Widodo (Jokowi) geram lantaran Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang menjadi wajah Indonesia di perbatasan selama ini kurang diperhatikan keberadaannya. Padahal PLBN merupakan penampilan pertama yang dilihat oleh negara tetangga karena jaraknya yang bersebelahan langsung.

Untuk itu sejalan dengan rencana mengembangkan infrastruktur di kawasan perbatasan, tujuh PLBN telah dipugar kembali menjadi jauh lebih baik dari bentuk sebelumnya. Salah satu PLBN yang telah rampung pengerjaannya adalah PLBN Motaain di Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yang hari ini diresmikan langsung oleh Jokowi.

Pengerjaan pembangunan kembali PLBN Motaain sendiri telah dimulai sejak November 2015 lalu. Dengan menggelontorkan dana Rp 82 miliar yang bersumber dari APBN, PLBN ini berhasil rampung pada Desember ini di atas lahan seluas 8,03 ha.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam sambutannya, Jokowi mengaku tidak mempersoalkan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk kembali membangun PLBN ini. Menurutnya, hal ini lebih kepada masalah kebanggan, bukan pendanaan. Karena Indonesia memiliki anggaran yang cukup untuk itu.

"Saya tanya tadi ke Menteri PU, ini habisnya berapa? 82 miliar katanya. Dua kali lipat juga kita masih ada duitnya," kata Jokowi di PLBN Motaain, Kabupaten Belu, NTT, Rabu (28/12/2016).

"Jadi sekali lagi, ini masalah martabat, harga diri. Kita sebagai bangsa besar kadang lupa hal-hal seperti itu. Kalau hanya membangun Rp 100-200 miliar, kita punya. Perintah saya jelas waktu itu, saya minta lebih baik dari yang di sana (negara tetangga)," tegasnya.

Di samping membangun kembali PLBN, Kementerian PUPR juga melakukan pengembangan infrastruktur permukiman di kawasan perbatasan di Provinsi NTT. Program Pengembangan Infrastruktur Permukiman (PIP) di Motaain, Kabupaten Belu sudah dilakukan sejak Desember 2015 dan terus berlanjut hingga September 2017, dengan nilai kontrak sebesar Rp 244 miliar.

Beberapa program pengembangan di antaranya penyediaan air minum melalui pembangunan sumur bor, pengadaan atau pemasangan pipa HDPE sepanjang 98.831 km, pembangunan reservoir kapasitas 100 m3 9 unit dan groundwater tank 500 m3 1 unit, pengelolaan air limbah, pengelolaan sampah hingga peningkatan jalan lingkungan dengan total panjang 10,17 km.



(ang/ang)

Hide Ads