Proyek Pelabuhan Patimban Dapat Utang dari Jepang di Mei 2017

Proyek Pelabuhan Patimban Dapat Utang dari Jepang di Mei 2017

Michael Agustinus - detikFinance
Rabu, 28 Des 2016 13:01 WIB
Foto: Dok. Kementerian Perhubungan
Subang - Pemerintah Jepang memberikan perhatian serius terhadap rencana pembangunan PelabuhanPatimban yang ditunjukkan dengan adanya kunjungan langsung Menteri Transportasi Jepang,KeiichiIshii, ke lokasi pembangunan PelabuhanPatimban hari ini di Subang, Jawa Barat.

Sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional, pembangunan Pelabuhan Patimban membutuhkan total dana sekitar Rp 43,22 triliun, dengan pembiayaan sebagian besar berasal dari pinjaman pihak Jepang.

Dalam kunjungannya tersebut, Keiichi Ishii didampingi oleh Wakil Menteri Bidang Teknik (Vice Minister for Engineering Affairs) dan para pejabat tinggi di lingkungan Kementerian Transportasi Jepang, Duta Besar Jepang dan perwakilan Kedutaan Besar Jepang, serta perwakilan dari Japan International Cooperation Agency (JICA). Sementara dari pihak Pemerintah Indonesia diwakili oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Tonny Budiono, Direktur Kepelabuhanan, Atase Perhubungan RI di Tokyo.

Tonny menargetkan penandatanganan perjanjian pinjaman (Loan Agreement) proyek Pelabuhan Patimban dengan pihak Jepang dapat dilakukan pada bulan Mei 2017 yang akan dikoordinasikan oleh Bappenas. Saat ini berbagai proses perizinan pembangunan Pelabuhan Patimban masih terus diselesaikan tepat waktu agar pada saat pinjaman dari Jepang disepakati maka pembangunan pelabuhan Patimban dapat dimulai.

"Kedatangan PakKeiichi ke lokasi pembangunan PelabuhanPatimban adalah untuk mendapatkan gambaran dan penjelasan komprehensif terkait rencana pelaksanaan pekerjaan pembangunan pelabuhan ini," ujarTonny dalam keterangan tertulis kepada media, Rabu (28/12/2016).

Adapun Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah resmi memasukkan proyek Pelabuhan Patimban ke dalam daftar rencana pinjaman luar negeri jangka menengah atau Bluebook dengan nilai pinjaman sebesar US$ 1,7 Miliar.

Selanjutnya, Pemerintah Indonesia akan melakukan negosiasi lanjutan dengan Jepang mengenai proyek Pelabuhan Patimban tersebut, baik dari aspek teknis proyek, besaran pembiayaan, skema pembayaran dan lain sebagainya. Di samping itu, Kementerian Keuangan dan Kemenhub juga akan menyiapkan anggaran guna mendukung proyek Pelabuhan Patimban tersebut, karena sebagian dana pembangunan juga berasal dari APBN dan Kerjasama Pemerintah – Swasta (KPS).

"Ke depannya diharapkan pelabuhan ini dapat memberikan alternatif akses laut terdekat dari kawasan sentra industri sekaligus melengkapi fungsi New Priok Port sebagai pelabuhan internasional." tutup Tonny.

Sebagai informasi, Pelabuhan Patimban yang merupakan proyek pengganti Pelabuhan Cilamaya berlokasi di Desa Patimban, Kecamatan Pusakanegara, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Penyelenggaraan Pelabuhan Patimban berada di bawah tanggung jawab Kementerian Perhubungan. Namun, Kementerian Perhubungan dapat bekerja sama dengan Badan Usaha Pelabuhan terkait pembangunan, pengoperasian dan pengusahaannya.

Rencananya pembangunan Pelabuhan Patimban akan dibangun dalam 3 (tiga) tahap pembangunan, dimulai dengan tahapan konstruksi pada bulan Januari 2018, soft opening pada tahun 2019 dan ditargetkan rampung secara keseluruhan pada tahun 2027 dengan kapasitas terminal yang mampu melayani bongkar muat kontainer sebanyak 7,5 juta TEUS per tahun dan terminal kendaraan sebanyak 600.000 CBU per tahun serta dilengkapi pula dengan terminal kapal roro, terminal kapal curah cair dan dermaga kapal negara.

(mca/drk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads