Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto mengatakan, penurunan produksi ini disebabkan kondisi cuaca tahun ini yang tidak mendukung produksi budidaya perikanan.
"Di Desember yang tercatat 15,8 juta ton, tapi masih belum terkonfirmasi karena datanya masih terus diupdate. Dari targetnya, masih ada kekurangan sekitar 3,7 juta ton-an," kata Slamet dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Kamis (29/12/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Fluktuasi ini akan berdampak ke reproduksi ikan. Mereka biasanya berkembang biak pada kadar garam yang tinggi, karena kadar garam turun, perkembangbiakan terganggu. Suhu tinggi juga tidak bagus untuk pertumbuhan ikannya. Begitu juga rumput laut," tambah Slamet.
Dengan kondisi cuaca yang cukup ekstrim tersebut, diprediksi produksi budidaya hanya akan mencapai sekitar 17 hingga 18 juta ton. Namun Slamet mengaku jumlah ini juga belum pasti, lantaran datanya masih terus diperbaharui.
"Jadi harapan kita bisa mencapai 17-18 juta ton lah. Tapi kemungkinan kecil untuk tercapai target, karena kendala musim. Khususnya tingkat reproduksi ikan, survival rate (tingkat ketahanan hidup juga akan turun dengan cuaca yang sering hujan ini," tutupnya. (mca/mca)