Begitu pun La Nina 2016 merupakan yang sangat kuat dibandingkan La Nina 1999 sehingga menyebabkan musim penghujan lebih lama. Akibatnya, El Nino dan La Nina menyebabkan gagal tanam maupun gagal panen.
"Keberhasilan dan tidaknya produksi komoditas pangan sangat signifikan dipengaruhi oleh terjaminya iklim. Artinya, jika terjadi El Nino dan La Nino, produksi pangan dipastikan akan mengalami kegagalan. Namun, terjadinya El Nino 2015 dan La Nina 2016 produksi padi malah meningkat sehingga tahun 2016 Indonesia tidak impor beras," Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Agung Hendriadi, dalam keterangan tertulis, Jumat (30/12/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sementara El Nino 2015 yang lebih kuat dibanding 1998 yakni sebesar 2,95 Β°c dan jumlah penduduk 255,44 juta jiwa, Indonesia hanya mengimpor beras sebesar 1,15 juta ton," jelasnya.
Kemudian, lanjut Agung, saat La Nina 1999 dengan jumlah penduduk 204,78 juta jiwa, Indonesia mengimpor beras sebanyak 5,04 juta ton. Namun, saat La Nina 2016 dengan jumlah penduduk 258,48 juta jiwa, Indonesia tidak impor beras. Padahal La Nina 2016 lebih kuat dibanding 1999.
"Untuk itu, apabila tidak ada Program UPSUS, maka dengan esktrapolasi semestinya di tahun 2015 hingga 2016 Indonesia impor beras 16,8 juta ton," ujar Agung.
Berdasarkan data BPS, produksi padi 2015 sebanyak 75,39 juta ton, produksi padi ini naik jika dibandingkan tahun 2014 yang hanya sebesar 70,84 juta ton. Sementara produksi padi 2016, berdasarkan data Pra ARAM BPS yakni sebanyak 79,14 juta ton.
Agung menuturkan keberhasilan Program UPSUS dalam melewati ancaman El Nino 2015 dan La Nina 2016 tidak hanya mamapu meningkatkan produksi padi, akan tetapi mampu juga meningkatkan produksi jagung, bawang merah dan cabai.
Hal ini terlihat dari impor jagung 2016 turun 60 persen dari impor 2015, sehingga impor jagung 2016 hanya 0,9 juta ton lebih rendah dibanding 2015 yang sebesar 3,27 juta ton.
"Kemudian, di 2016 tidak ada impor cabai segar dan bawang merah dan diperkirakan sampai dengan Januari 2017 produksi melebihi kebutuhan," tuturnya. (idr/hns)











































