"Anggota ADDI (Asosiasi Distributor Daging Indonesia) membeli per kontainer dengan harga Rp 55.000/ kg. Terdiri dari 12 jenis daging yang berbeda, tapi dijual sistem Prosot/ Compensated/ paket dalam 1 harga. Anggota ADDI menjual dalam berbagai pilihan, tergantung Pembelinya, semua dijual dalam kondisi beku," kata Ketua ADDI, Ahmad hadi,
Ia mengatakan, pada umumnya distributor menjual ke pengguna komersil atau Horeka (Hotel, Restoran, dan Kafe) serta pedagang di pasar. Semua dijual dalam kondisi beku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, harga jual di tingkat konsumen bervariasi tergantung jenisnya. Harga yang dijual ke pedagang telah menghitung biaya distribusinya.
"Pembeli yang mau membeli dengan sistem paket/ 12 item, dengan harga Rp 56.000-Rp 59.000, tergantung volume belanjanya," kata pria yang akrab disapa Hadi.
Rata-rata pembeli dapat membeli daging kerbau dalam kondisi beku untuk kebutuhan daging olahan seperti bakso senilai Rp 50.000/kg. Sedangkan harga daging dalam kondisi beku dipatok Rp 65.000/kg-Rp 75.000/kg
"Pembeli untuk kebutuhan processing/olahan daging seperti Bakso/ sosis dan lain-lain biasa membeli daging paha depan saja dengan harga Rp 50.000/kg. Sedangkan pembeli untuk kebutuhan rumah makan/katering, biasa membeli daging jenis paha belakang, dengan harga Rp 65.000/kg-Rp 75.000/kg, tergantung jenis dagingnya. Jadi masih di bawah harga patokan tertinggi Rp 80.000/kg," ujarnya.
Namun, beberapa pedagang di pasar tidak menjual daging kerbau dalam kondisi beku. Sebab, pelanggan meminta daging dicairkan dan lemaknya dibersihkan.
"Kalau di pasar ada yang menjual di atas Rp 80.000/kg, pasti disebabkan pembeli akhir minta daging beku tersebut dicairkan, jadi sudah tidak beku lagi. Ada susut karena pencairan daging tersebut, yang dibebankan ke pembeli," ujar Ahmad.
Ia menyebut daging kerbau tidak mengandung banyak lemak. Sedangkan, perilaku pedagang di pasar yang lebih sering menjual dalam kondisi cair merupakan suatu kebiasaan lama dan harus disosialisasikan.
"Kami juga menjual daging paha belakang kerbau beku ke rumah makan Padang, untuk dibuat rendang, selama ini tidak perlu dicairkan dan dibersihkan lemaknya karena memang sudah bersih atau tanpa lemak," kata Ahmad.
"Ini lebih karena kebiasaan di pasar, yang selalu mencairkan daging bekunya, padahal konsumen setelah membeli daging lalu menyimpan dagingnya di kulkas," imbuhnya. (hns/hns)