Saat ini, harga cabai di Blitar mencapai Rp 100 ribu per kilogram. Itu pun masih ditambah jarangnya pedagang yang menjualnya, seperti yang terpantau di Pasar Legi, Kota Blitar, Jawa Timur.
Supriyati (59), produsen sambel pecel di Desa Gleduk, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mengaku harus mengurangi produksi karena kenaikan harga bahan baku lainnya menyusul naiknya harga cabai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Jika dalam sehari Supriyati mampu mengolah 1 kuintal sambel pecel, kenaikan biaya produksi kali ini membuatnya harus mengurangi kapasitas produksi.
"Enggak sampai satu kuintal, menyesuaikan dapatnya cabai supaya rasanya tetap terjaga," jelasnya.
Supaya tidak merugi, Supriyati menyiasati dengan mengurangi jumlah cabai di setiap porsi adonan sambel. Jika biasanya setiap hari menghabiskan 11 kg cabai, sekarang dikurangi tinggal 9 kg.
Meskipun biaya produksi naik hampir tiga kali lipat, namun dia tidak berani menaikkan harga sambel pecel buatannya.
"Kalau dinaikkan takut pelanggannya pada lari mbak, soalnya di sini yang bikin sambel pecel juga banyak. Biarin enggak untung banyak asal pelanggan tetap beli sambel saya," ungkapnya.
Sambel pecel produksi Supriyati dibanderol seharga Rp 32 ribu per kemasan seberat 1 kg. Selain dipasarkan di Blitar, Supriyati juga melayani pesanan yang kebanyakan dari kota Malang, Surabaya dan Sidoarjo. (drk/drk)