"Kenaikan inflasi ini dipicu oleh tingginya kenaikan harga komoditas Administered Price, yaitu tarif angkutan udara. Angka inflasi pada Desember 2016 tersebut menyebabkan inflasi Papua secara tahunan mencapai 3,26%, lebih rendah dibandingkan inflasi Papua 2015 yang sebesar 3,57% (yoy/year on year)," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Joko Supratikno di Jayapura, Selasa (9/1/2017).
"Saat ini saja harga tiket pesawat dari Jayapura ke Jakarta mencapai Rp 10 Juta. Karena mahalnya tiket pesawat ini sampai istri saya tidak bisa pulang," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Inflasi Volatile Food pada Desember 2016 terutama dipicu oleh kenaikan harga komoditas bumbu dan ikan dengan sumbangan inflasi berkisar 0,03%-0,17% (mtm). Kondisi ini salah satunya disebabkan oleh curah hujan yang relatif tinggi sehingga berpengaruh pada keterbatasan produksi dan pasokan komoditas," ujarnya.
Selain komoditas tersebut, tercatat juga bahwa beras mengalami inflasi yang relatif tinggi mencapai 0,92% (mtm) dengan sumbangan inflasi sebesar 0,04% (mtm). Tingginya tekanan harga beras pada periode laporan salah satunya disebabkan oleh kenaikan permintaan seiring berlangsungnya perayaan Natal dan Tahun Baru.
Sementara itu tekanan inflasi kelompok inti (Core) Desember 2016 relatif terkendali dibandingkan bulan sebelumnya inflasinya tercatat 0,14% (mtm). Terdapat dua komoditas pada kelompok inti yang mengalami inflasi cukup tinggi, yaitu tarif pulsa ponsel dan air kemasan yang masing-masing mencapai 3,12% dan 2,04% (mtm) dengan sumbangan inflasi sebesar 0,07% (mtm) dan 0,02% (mtm). Secara tahunan, inflasi komponen inti mencapai 3,50% (yoy). (hns/hns)











































