Upaya ini dilakukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dengan cara antara lain mengembangkan bandara, memperluas landasan pacu, dan menyiapkan pesawat yang tepat yang sesuai kondisi di lapangan.
"Pengembangan bandara di Papua, kegiatan lanjutan pengembangan bandar udara kita ingin meningkatkan kapasitas menjadi B-373 series yaitu perpanjangan dan pelapisan runway, peningkatan apron dan taxiway misalnya di Bandara DEO (Domino Eduard Osok)-Sorong dan Dekai-Yahukimo," kata Direktur Bandara Kemenhub, Yudhi Sari, dalam FGD permasalahan distabilitas harga dan pelaksanaan tol laut dan udara, di Kemenhub, Jakarta Pusat, Selasa (10/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehingga, bisa mempercepat distribusi barang ke Papua.
"Sebetulnya bulan Desember kemarin ikut peresmian di Dekai, adanya BBM 1 harga dari avtur, memang membuat penurunan barang misalnya semen dari sebelumnya Rp 5 juta 1 sak sekarang Rp 1 juta sekarang sudah menurun, sejak BBM jadi 1 harga maka BBM itu menurun drastis," ujar Yudhi.
Sementara itu, Kapuslitbang Transportasi Udara Kemenhub, Mohammad Alwi mencontohkan pengangkutan barang menggunakan pesawat ke Papua membutuhkan biaya logistik yang besar.
"Sebagai contoh semen 1 sak itu isinya 40 kg harganya Rp 50.000 di sini, tapi di pegunungan Papua sana Rp 1 juta. Kenapa, karena daya angkut twinotter (1,2 ton) hanya kurang lebih 1 ton 200 kg dengan sewa borongan tadi Rp 30 juta," kata Mohammad Alwi. (hns/hns)











































