Infrastruktur pendidikan di sektor kelautan dan perikanan tersebut diperuntukkan kepada anak-anak nelayan dan juga masyarakat umum yang bisa sekolah dengan jenjang D3 dan D1.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan (BPSDMP KP) Rifky Effendi Hardjianto mengatakan, untuk mengecap bangku sekolah tersebut harus memenuhi syarat dan ketentuan yang telah diberlakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembangunan 3 politeknik tersebut di Bali, Pangandaran, dan Dumai, sedangkan akademi akan dibangun di Wakatobi. 3 politeknik ini akan menghasilkan lulusan D3, sedangkan akademisi D1.
Untuk anggaran, kata Rifky, untuk pembangunan politeknik di Bali dibutuhkan dana Rp55 miliar, di Pangandaran dibutuhkan dana Rp60 miliar, sedangkan di Dumai sebesar Rp20 miliar.
"Sedangkan Akademi di Wakatobi Rp 3 miliar-Rp 4 miliar karena sudah terbangun, tinggal beberapa fasilitas seperti listrik," tambahnya.
Pembangunan akan menghabiskan waktu selama 140 hari sampai 180 hari, yang akan dimulai pada Februari dan selesai pada Juli hingga Agustus 2017. Sedangkan kapasitas per program studi mencapai 75-78 orang, yang mana metode pembelajarannya adalah 70 persen praktik dan 30 persen teori.
"Jadi kita tidak perlu ruang belajar banyak sebenarnya karena kebanyakan praktik di lapangan," tukasnya. (hns/hns)