Enggar menuturkan, permintaan akan cabai rawit merah sebenarnya rendah, sehingga produksi yang ditanam para petani sudah dianggap memenuhi.
Hanya saja, masa panen datang di saat musim penghujan sedang tinggi-tingginya sehingga membuat cabai rawit merah tersebut cepat busuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cabai rawit merah yang sudah terlanjur dipetik pada saat musim penghujan menjadi cepat busuk, sehingga menjadi kerugian bagi petani. Untuk menutupi kerugian tersebut, petani membebankan harga jual kepada cabai yang dipetik selanjutnya.
"Kalau busuk petani terpaksa menjual murah untuk digiling, itulah sebabnya dia mengkompensasi dengan penjualan berikutnya atas kerugian yang dideritanya," tambahnya.
Solusi yang tengah disiapkan pemerintah, kata Mendag, mengajak para importir produk hortikultura untuk menyerap berbagai hasil tanam petani dalam negeri, baik cabai maupun yang lainnya.
"Kalau himbauan ini jalan maka kita tidak kasih batasan. Kalau imbauan tidak jalan kita kasih ketentuan bahwa ada minimum penyerapan hasil pertenian lokal baru kita kasih izin impor jadi ada balance," kata dia. (dna/dna)











































