Berbagai Persoalan Ini Bakal Pengaruhi Ekonomi RI di 2017

Berbagai Persoalan Ini Bakal Pengaruhi Ekonomi RI di 2017

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Kamis, 12 Jan 2017 18:05 WIB
Berbagai Persoalan Ini Bakal Pengaruhi Ekonomi RI di 2017
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Perekonomian dan stabilitas sistem keuangan Indonesia harus melewati berbagai tantangan tahun ini. Beberapa tantangan yang akan dihadapi mulai dari transisi kepemimpinan beberapa negara di dunia hingga kenaikan tarif BBM non subsidi dan pencabutan subsidi listrik.

Direktur Eksekutif Penjaminan dan Manajemem Risiko LPS Didik Madiyono menyebutkan, pergantian kepala negara di dunia ikut memberikan dampak terhadap ekonomi Indonesia. Salah satunya adalah terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat (AS). Terpilihnya Trump beberapa waktu lalu cukup membuat gejolak di pasar keuangan dunia.

Selain itu, juga ada beberapa negara yang akan melangsungkan pemilihan umum kepala negaranya di tahun ini. Pergantian kepala negara akan membuat kebijakan yang nantinya bisa mempengaruhi perekonomian dunia termasuk Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Transisi beban kepemimpinan politik di era Trump. Prancis juga akan mengadakan pemilu pada April sampai Juni 2017, juga Jerman di Februari dan September 2017," jelas Didik dalam jumpa pers di Kantor LPS Equity Tower SCBD, Jakarta, Kamis (12/1/2017).

Kemudian, LPS juga memperkirakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve akan menaikan suku bunga acuan AS Fed Fund Rate (FFR) sebanyak dua kali hingga 1,25% dari saat ini 0,5-0,75%.

Selain itu, adanya pencabutan subsidi kepada sebagian pelanggan lisrik 900 VA juga bisa membuat inflasi tahun ini mengalami kenaikan dibandingkan tahun kemarin. Inflasi tahun ini sebagian besar juga akan didorong oleh kenaikan harga rokok yang disebabkan karena kenaikan cukai.

"Kondisi dalam negeri kenaikan BBM (non subsidi) kemudian cabutan subsidi listrik sebagian 900 VA. Kemudian kenaikan harga rokok," tutur Didik.

Mengenai stabilitas sistem keuangan, likuiditas global terkait Net Foreign Asset (NFA) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang diperkirakan tinggi mencapai 92%.

"Kemudian likuiditas global NFA dan LDR perbankan juga relatif tinggi mencapai 92%. Suku bunga yang tinggi tidak diiringi dengan ekspansi kredit," tutur Didik. (mkj/mkj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads