"Bagaimana kualatnya kita. Mari kita bersyukur sudah bisa swasembada beras. Jangan berteriak hanya karena masalah kecil, nanti Allah marah. Kita sudah nggak impor beras, jangan sampai ini dicabut lagi," ucap Amran di Desa Tetewatu, Kecamatan Wiwirano, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.
Dia melanjutkan, sebagai anggota kabinet yang mengurusi produksi pangan, dirinya beberapa kali dihujani kritik terkait cabai rawit. Sejumlah pencapaian peningkatan produksi pangan lain pun seolah tenggelam dan tidak mendapat perhatian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah biar beritanya berimbang, kita 13 komoditas naik produksinya. Sawit naik, ekspornya kemarin Rp 240 triliun atau naik 16%, produksinya naik 8%. Tapi beritanya cuma (muncul) sekali saja, diputar dong," tandasnya lagi.
(idr/hns)











































