Kemenperin: Dampak Krismon Masih Terasa

Kemenperin: Dampak Krismon Masih Terasa

Fadhly F Rachman - detikFinance
Senin, 16 Jan 2017 12:52 WIB
Kemenperin: Dampak Krismon Masih Terasa
Foto: Fadhly F Rachman-detikFinance
Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengadakan pertemuan awal tahun dengan sejumlah pelaku industri logam dalam negeri, di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (16/1/2017).

Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, IG Putu Suryawirawan mengatakan, kondisi industri dalam negeri telah mengalami penurunan sejak krisis moneter lalu.

Dirinya menuturkan, kini kontribusi dari Industri dalam negeri terhadap PDB sekitar 18%. Padahal, kata dia, sebelum terjadi krisis moneter, industri dalam negeri dapat berkontribusi hingga 30%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di era 90-an, kontribusi industri pada PDB kita hampir 30%. Bank dunia mengatakan, suatu negara yang PDB-nya lebih 30% menuju pada negara industri," kata Putu di Kemenperin, Senin (16/1/2017).

"Tapi setelah krisis, bukannya menjadi negara industri tapi kita malah merosot. Sekarang hanya sekitar 18%" lanjutnya.

Putu mengungkapkan, ada berbagai alasan yang menyebabkan turunnya jumlah tersebut. Antara lain, berkurangnya pelaku industri dalam negeri, sumber daya energi yang mahal, hingga kurangnya infrastruktur yang memadai.

Oleh sebab itu, diperlukan adanya kerja sama untuk dapat meningkatkan kembali kondisi industri dalam negeri, untuk dapat berkontribusi lebih terhadap pertumbuhan ekonomi RI.

"Kita perlu ada semacam kesatuan langkah, karena industri ini dituntut memberikan peran lebih banyak pada pertumbuhan ekonomi kita. Oleh karena itu, hari ini kita ingin menerima masukan bagi bapak ibu, semua pelaku industri logam, untuk dapat bersama-sama menyelesaikan permasalahan di industri ini," tuturnya. (dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads