Salah satu pedagang, di Pasar Senen, Rahmat mengaku tetap bisa mendapatkan omzet Rp 200-Rp 300 juta dari pesanan menjelang Pilkada serentak ini. Apa rahasianya?
Rahmat mengatakan, dirinya melakukan strategi jemput bola untuk menyiasati orderan yang sepi. Salah satu caranya misalnya dengan menghubungi pelanggan-pelanggan yang sebelumnya pernah memesan ke tokonya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, kunjungannya ke daerah itu sebagai langkah promosi agar pelanggannya tidak beralih ke tempat lain. Selain itu, dia juga menyiasati dengan menjaga hubungan yang baik dengan pelanggannya agar selalu kembali lagi ke tokonya.
"Strateginya kita hubungan baik dengan orang-orang dari hubungan baik saja dijaga pasti orang balik lagi. Promosinya ke daerah-daerah dan mulut ke mulut," ujar Rahmat.
Ia mengatakan, pelanggannya kebanyakan berasal dari daerah Jawa, Aceh, Sulawesi Tenggara. Ia juga mengaku mendapatkan orderan dari salah satu simpatisan pasangan calon dari Pilkada DKI.
"Biasanya orderan dari daerah Banjarnegara, Aceh, Kendari Sulawesi Tenggara, DKI ada juga tapi sedikit-dikit untuk simpatisan saja dan bagikan ke warga 1000 pcs," kata Rahmat.
Sementara itu, pedagang lainnya Efendi juga memiliki strategi untuk menggenjot omzetnya. Ia mengatakan, menggunakan jasa internet dan media sosial untuk mendatangkan orderan.
"Ada sih online juga ada, tapi sama sepi juga. Di instagram ada, facebook ada," kata Efendi. (dna/dna)











































