Dengan berbagai hambatan ini, diprediksi target selesai konstruksi bendungan ini bakal molor dari target percepatan di tahun 2017.
"Karena kemarin tanahnya sedikit bermasalah, masyarakatnya juga sedikit rumit mengenai harga. Kita agak sedikit mundur. Tapi saya kira, kita tetap coba sesuai target," kata Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Imam Santoso kepada detikFinance di NTB, Jumat (20/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bendungan Tanju diperkirakan bisa selesai lebih dulu dibanding bendugan Mila, dengan progres saat ini sekitar 55,35%. Sedangkan bendungan Mila diproyeksi bisa selesai pada 2018.
"(Bendungan) Tanju diharapkan bisa selesai 2017 karena konstruksinya lebih kecil," ungkapnya.
Ia mengakui ada instruksi percepatan dari pemerintah pusat agar bendungan ini bisa segera rampung. Meski belum bisa memastikan lantaran kerap ditemui kendala non teknis pada pengerjaannya, upaya percepatan senantiasa dilakukan agar target pengerjaan bisa dicapai.
"Paket kontrak berakhir di Desember 2018. Namun karena adanya kemungkinan bisa dipercepat, kita diupayakan untuk percepatan. Percepatan bisa dilakukan apabila tidak ada hambatan non teknis. Jadi yang duluan selesai itu Tanju, akhir 2017. Lalu Mila selesainya akhir 2018 (sesuai kontrak). Tapi yang penting, kita dijamin keamanan untuk non teknis," pungkasnya. (mkj/mkj)











































