Pinjaman Proyek Kereta Cepat JKT-BDG Rp 55 Triliun Cair Maret

Pinjaman Proyek Kereta Cepat JKT-BDG Rp 55 Triliun Cair Maret

Iin Yumiyanti - detikFinance
Jumat, 20 Jan 2017 11:34 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Proyek kereta cepat (High Speed Train/HST) rute Jakarta-Bandung (JKT-BDG) terus berjalan. Pinjaman dari China Development Bank cair akhir Februari atau awal Maret 2017.

"Akhir Februari ini (pinjaman cair), karena kita kan selesaikan semua. Modal sudah masuk kan, mereka masukin modal," kata Menteri BUMN, Rini Soemarno, dalam acara gathering bersama pemimpin redaksi di Plaza Bank Mandiri, Kamis malam (19/1/2017).

Menurut Rini, China punya porsi 40% dalam proyek ini sementara sisanya pihak Indonesia 60%. Kedua belah pihak sudah mulai memasukkan modal ke perusahaan patungan, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Januari ini kita masukin lagi modalnya, jadi sudah mulai masuk modalnya dari mereka, tapi kalau dananya sendiri Maret ini, akhir Februari. Karena kan Februari komitmen mereka oke, kemarin ketemu juga dari duta besar China sama dari CDB-nya, mereka mengharapkan masalahnya RT/RW nya karena mereka kan khawatir, nanti uang sudah keluar tahu tahu masalah di tengah-tengah, begitu," jelasnya.

Untuk membangun hingga mengoperasikan kereta cepat tersebut, kebutuhan dana mencapai US$ 5,5 miliar atau setara Rp 73,7 triliun (US$ 1 = Rp 13.400).

Pemerintah mengutus PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dalam proyek ini. WIKA melalui anak usahanya, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), menguasai 60% saham KCIC

Sedangkan sisanya dipepang oleh China Railway International (CRI) dengan komposisi saham 40%. KCIC merupakan pengembang dan pengelola proyek kereta cepat rute Jakarta-Bandung sepanjang 142 km.

Dari kebutuhan dana proyek US$ 5,5 miliar, KCIC berkontribusi 25% atau setara US$ 1,375 miliar yang bersumber dari setoran PSBI 15% dan CRI 10%. Modal yang disuntikkan oleh induk KCIC akan dilakukan secara bertahap.

Sisanya, kebutuhan dana sebanyak 75% atau setara US$ 4,125 miliar (Rp 55,2 triliun) akan ditutup oleh pinjaman China Development Bank (CDB). (ang/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads