Di awal 2016, para pemimpin di negara ini menggenjot stimulus di negara dengan perekonomian terbesar nomor 2 di dunia tersebut. Tujuannya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Negara raksasa ini sangat krusial untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dunia. Namun China sekarang berusaha mengurangi ketergantungan ekonominya terhadap ekspor dan investasi, lalu mulai fokus ke konsumsi domestiknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi ini membuat pertumbuhan ekonomi China tumbuh 6,7% tahun lalu, di bawah realisasi 2015 sebesar 6,9%. Ini merupakan yang terendah sejak 1990.
"Pertumbuhan ekonomi China berada di kisaran target pemerintah, dengan perbaikan kualitas dan efisiensi. Meski begitu, kami juga harus mewaspadai kondisi domestik dan eksternal," demikian pernyataan Biro Statistik Nasional China, seperti dilansir dari AFP, Jumat (20/1/2017).
Industri batu bara dan baja masih berlebihan kapasitasnya, sementara permintaan belum stabil.
Di tahun ini, pertumbuhan ekonomi China belum akan berjalan mulus. Apalagi dengan dilantiknya Donald Trump sebagai Presiden AS. Trump pernah menuduh China melakukan tindakan perdagangan yang curang. China juga dituduh melakukan manipulasi mata uang. (wdl/ang)











































