Di hadapan Presiden Joko Widodo, Rini menjelaskan melaporkan belanja modal BUMN yang tumbuh 35% menjadi Rp 239 triliun jika dibandingkan pada tahun 2015. Saat ini terdapat 118 BUMN dan 25 anak perusahaan eks BUMN dengan jumlah karyawan lebih dari satu juta orang.
"Pada tahun 2016 belanja modal bumn mencapai Rp 298 triliun atau tumbuh 35% dari tahun 2015 dengan fokus belanja pada infrastruktur energi dan konektivitas," kata Rini di Istana Negara, Jakarta, Rabu (25/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kontribusi BUMN terhadap negara mencapai Rp 202 triliun dalam bentuk dividen dan pajak belum termasuk pendapatan negara bukan pajak," jelasnya.
Rini mengaku, perlu diketahui bersama bahwa setiap tahun BUMN memiliki tagihan kepada negara yang relatif besar. Di mana, pada 2016 mencapai Rp 66 triliun. Tidak hanya itu, BUMN juga telah melakukan berbagai ekspansi usaha hingga ke mancanegara dengan membuka kantor, menjual produk berupa vaksin, pelumas, gerbong kereta api, kapal laut, dan pesawat terbang.
BUMN, kata Rini, juga melakukan berbagai konektivitas, seperti di darat dengan membangun jalan tol yang sepanjang 1260 km, sehingga pada akhir tahun 2019 bumn telah dapat mengoperasikan lebih dari 2000 KM. Serta mendukung program 1 juta rumah dengan memberikan pembiayaan sebanyak 668.000 unit dan pada 2018 ditargetkan akan membiayai lebih dari 1 juta rumah.
"Dalam konteks konektivitas udara BUMN telah mampu meningkatkan pelayanan bandara untuk 145 juta penumpang dan Garuda grup telah mengangkut 40 juta penumpang. Melalui angkutan publik kereta api terbang mengangkut 352 juta penumpang Pelni telah mengangkut empat setengah juta penumpang dan ASDP telah menyeberangkan 6,6 juta penumpang," jelasnya. (mkj/mkj)











































