Kebijakan Trump Proteksionis, RI Perlu Waspadai Hal Ini

Kebijakan Trump Proteksionis, RI Perlu Waspadai Hal Ini

Yulida Medistiara - detikFinance
Rabu, 25 Jan 2017 22:03 WIB
Kebijakan Trump Proteksionis, RI Perlu Waspadai Hal Ini
Foto: REUTERS/Joshua Roberts
Jakarta - Banyak negara mengawasi kebijakan ekonomi Donald Trump pasca dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) 20 Januari 2017. Salah satu yang menjadi sorotan adalah kebijakan Trump yang proteksionis.

Menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong, yang harus diwaspadai apabila Trump menekan perusahaan AS mengurangi investasi di luar negeri.

"Yang harus diwaspadai tentunya ada tekanan-tekanan dari Washington terhadap perusahaan AS untuk investasi di AS sendiri daripada di luar AS," kata Thomas, di kantor BKPM, Jakarta, Rabu (25/1/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini kita mesti kerja lebih keras lagi untuk meyakinkan perusahaan AS untuk tetap berinvestasi di Indonesia, meski banyak tekanan dari Washington untuk berinvestasi di negaranya sendiri," imbuhnya.

Meski perlu diwaspadai, menurut pria yang akrab disapa Tom itu, kebijakan proteksionis akan menguatkan mata uang dolar dan berdampak pada mata uang lainnya yang mengalami pelemahan atau devaluasi.

Negara yang mengalami devaluasi mata uang seperti Jepang yaitu yen, dan Korea Selatan yaitu won, dampaknya jika warga Jepang ingin berlibur ke AS lebih mahal daripada biasanya sehingga turis Jepang akan mencari tempat lain untuk berwisata.

Menurut Tom, Indonesia harus mengambil peluang tersebut dengan meningkatkan investasi di bidang pariwisata. Hal itu karena jika negara lain mengalami pelemahan mata uang maka daya belinya akan lebih murah untuk berwisata ke Indonesia sehingga peluang tersebut akan gencar ditangkap oleh pemerintah.

"Kebijakan Donald Trump akan memperkuat kurs dolar. Berarti bisa menunjang ekspor kita, dengan kuatnya kurs dolar itu harga barang kita jadi lebih murah dari AS. Kita harus siap-siap, kuda-kuda untuk menggarap potensi itu," ujarnya. (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads