Bisakah Inflasi Rendah Terulang di 2017? Ini Kata Sri Mulyani

Bisakah Inflasi Rendah Terulang di 2017? Ini Kata Sri Mulyani

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Kamis, 26 Jan 2017 14:33 WIB
Foto: Maikel Jefriando-detikFinance
Jakarta - Inflasi sepanjang tahun 2016 tercatat sebesar 3,02%. Besaran inflasi tersebut menjadi yang paling rendah dalam lima tahun terakhir sejak 2010.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan sebab inflasi di tahun lalu dalam level yang rendah. Menurutnya, faktor utama yang mendorong terjadinya inflasi rendah pada tahun lalu adalah administered price alias harga yang diatur pemerintah. Tarif listrik hingga BBM di sepanjang tahun 2016 terbilang stabil.

"Inflasi 3,02% memang salah satu faktornya administered price berkontribusi pada inflasi rendah," tutur Sri Mulyani dalam acara CIMB Niaga Economic Forum 2017 di The Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis (26/1/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu apakah inflasi yang rendah bisa terulang di tahun ini?

Pemerintah menetapkan sasaran inflasi tahun ini berada di level 4% plus minus 1%. Namun, inflasi tahun ini diperkirakan mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu.

Salah satu faktornya adalah adanya pencabutan sebagian subsidi listrik pelanggan 900 VA. Pencabutan sebagian subsidi ini dilakukan agar subsidi listrik dari APBN bisa lebih tepat sasaran.

"Ini tantangan yang tidak mudah karena kebijakan fiskal di 2017 yang sudah approve DPR memberi sinyal kalau ada beberapa policy kebijakan APBN yang berimplikasi pada perubahan subsidi dan pembayaran subsidi," tutur Sri Mulyani.

Dengan proyeksi inflasi yang diperkirakan meningkat di tahun ini, Sri Mulyani menekankan pentingnya peran pemerintah dalam mengendalikan harga pangan dan mengurangi inflasi inti. "Maka komposisi inflasi berubah yang tadinya administered price tidak contribute, maka harus diimbangi dengan volatile food dan inflasi inti," kata Sri Mulyani.

(mkj/mkj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads