Pertemuan berlangsung selama kurang lebih 30 menit sejak pukul 15.10 WIB di kantor Luhut, yang berlokasi di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Luhut menyampaikan, kedatangan Donovan dalam rangka perkenalan. Apalagi AS baru saja berganti pemerintahan, di mana Donald Trump sebagai Presiden AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya adalah menyangkut Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar dan mayoritas muslim. Hal yang turut penting, kata Luhut adalah tentang Laut China Selatan.
"South China Sea, di mana Indonesia langsung dengan daerah itu sehingga mereka punya kepentingan memilih Indonesia sebagai partner dan jadi kita juga tidak ingin kelihatan seperti dengan China," ujarnya.
"China teman baik kita tetapi kita tidak bisa didikte negara manapun, termasuk China dan AS, jadi kalau ada orang kita sama China gini ya kita harus baik dong sama tetangga, masa tidak baik," papar Luhut
Hal yang senada juga diungkapkan oleh Donovan pada kesempatan yang sama. Indonesia merupakan mitra penting bagi AS, khususnya dalam persoalan Laut China Selatan.
"Kami bicara soal Laut Cina Selatan dan saya sebutkan betapa pentingnya untuk beranjak dari peran Laut China Selatan bagi ekonomi global, segala sengketa di sana harus diselesaikan dengan damai," kata Donovan.
Pertemuan tersebut memang tidak membahas persoalan secara spesifik. Termasuk perusahaan besar AS yang selama ini berinvestasi di Indonesia. Paling hangat selalu menjadi perbincangan adalah Freeport dan Exxon.
"Kami bicara tentang investasi secara umum. Dalam perdagangan dan investasi, saya melihat ada hubungan besar antara Indonesia dan Amerika di bidang penerbangan dan pembangkit listrik (power generation) juga beberapa hal prospektif lainnya," paparnya. (mkj/mkj)