Tutum menyebutkan, pada 2017 pendapatan Aprindo ditargetkan tumbuh 10% dari target di tahun sebelumnya. Ini dikarenakan ketidakpastian global yang bisa mempengaruhi kondisi ekonomi Indonesia, termasuk sektor ritel.
"Bisa saya katakan tahun ini agak konservatif, kita bisa merencakanan naik 10%, kalau kemarin (2016) Rp 200 triliun," kata Tutum saat dihubungi detikFinance, Minggu (29/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk merealisasikan target pendapatan di 2017, Tutum mengungkapkan, Aprindo meminta kepada pemerintah untuk bisa menjamin perekonomian yang stabil sekalipun masih terdampak oleh perekonomian global yang memberikan ketidakpastian.
"Sekarang upaya kita kan hanya marketing saja, memberikan diskon atau potongan harga," kata Tutum.
Produk yang menjadi kebutuhan rumah tangga masih menjadi sektor pemasukan yang paling besar bagi Aprindo. Oleh karenanya, diharapkan pemerintah bisa menjamin perekonomian makro Indonesia stabil.
"Negara harus menjamin pertumbuhan ekonomi secara makro stabil, ini untuk semua bisa kerja," tandasnya.
(mkj/mkj)











































