Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Prasetyo Boeditjahjono, mengungkapkan aktivasi jalur kereta itu diperlukan sebagai pendukung akses dari Kota Gudeg ke Candi Borobudur.
"Secara umum (target) reaktivasi Yogyakarta-Magelang tahun 2019. Sebagai alternatif (transportasi), dan mengingat semakin banyak mobilitas masyarakat di lintasan tersebut. Kemudian lintasan ini karena ada potensi pariwisata," terang Prasetyo kepada detikFinance, Selasa (31/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kendala untuk lintasan Yogyakarta-Magelang karena sebagian besar pada jalur kereta api eksisting sudah beralih fungsi. Sehingga kendala yang mendasar adalah soal lahan," jelas Prasetyo.
Selain itu sebagai alternatif lain, lanjut Prasetyo, Kemenhub juga tengah membahas kemungkinan membangun rel kereta api baru ketimbang memanfaatkan jalur lama. Lintasan baru tersebut direncanakan akan bersisian dengan Jalan Tol Kulonprogo-Yogyakarta-Semarang.
"Langkah antisipatifnya adalah membuat jalur baru. Ada rencana bersama-sama dengan jalan tol Kulonprogo-Yogyakarta-Magelang-Semarang. Hal ini sudah dikoordinasikan dengan Ditjen Bina Marga (Kementerian PUPR)," kata dia. (idr/ang)