Plt Sekretaris Jenderal Kemenperin, Haris Munandar, mengatakan sektor yang masih menjadi andalan pertumbuhan industri tahun ini adalah industri non migas dan jasa. Sektor tersebut menyumbang 30% dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
"Ini sangat optimistik karena ada beberapa kondisi yang kita harapkan ini bisa tercapai. Kita berharap kontribus industri non migasi yang 17,82%, kita harap bisa didorong jadi 18,7% dari PDB," kata Haris di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Selasa, (31/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, sektor yang masih menjadi penopang pertumbuhan adalah industri makanan dan minuman karena memberikan kontribusi terbesar sebesar 33,61%. Lalu disusul industri alat angkutan 10,35%, dan lainnya.
"Industri makanan minuman, industri transportasi, permesinan, kita juga akan dorong berbasis migas, kosmetik dan alat alat kesehatan, yang jelas komponen juga. Elektronika juga, ada 11 industri prioritas yang kita dorong termasuk juga IKM, yang berbasis digital dan yang biasa terutama untuk tujuan ekspor," ujarnya.
Namun, pertumbuhan industri 5,5% di tahun ini dapat terjadi apabila harga gas untuk beberapa industri bisa turun menjadi US$ 6/MMBtu. Serta harus didukung pula harga listrik untuk industri dengan tarif flat.
"Prasyaratnya harus kita penuhi, harga gas bisa turun, harga listriknya juga. Kita tidak minta disubisidi, tapi flat aja. Jangan harganya dimahalin. Listrik kita berdasarkan dari kajian harga listrik cukup mahal," kata Haris.
Selain itu, untuk mencapai target tersebut Kemenperin berupaya melakukan program hilirisasi industri dengan mendorong investasi baru di industri turunan. Serta melakukan penguatan kualitas SDM dengan memberikan program vokasi industri yang polanya mengadopsi dari Jerman. Hal itu karena jumlah tenaga kerja terampil yang dihasilkan dari SMK masih minim.
"Kita adopt pola dari Jerman, kita sudah lakukan kerja sama antara Kemenperin dengan pendidikan dasar dan menengah untuk kembangkan sekolah kejuruan. Pilot project kita dorong di Jatim dalam waktu dekat di pertengahan Februari untuk mendorong bagaimana SMK dengan industri berkolaborasi," pungkasnya. (mca/mca)











































