Harga Gabah di 7 Kabupaten Jatuh, Bulog dan PPI Diminta Turun Tangan

Harga Gabah di 7 Kabupaten Jatuh, Bulog dan PPI Diminta Turun Tangan

Yulida Medistiara - detikFinance
Rabu, 01 Feb 2017 14:11 WIB
Harga Gabah di 7 Kabupaten Jatuh, Bulog dan PPI Diminta Turun Tangan
Foto: Eko Sudjarwo
Jakarta - Sejumlah menteri menggelar rapat kordinasi soal pangan di kantor Kemenko Perekonomian. Hasilnya, Bulog dan Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) diminta menyerap gabah petani di 7 kabupaten, karena jatuhnya harga gabah hingga di bawah HPP (Harga Pembelian Pemerintah).

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan saat ini produksi beras kian membaik. Akibatnya, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani di 7 kabupaten anjlok sampai di bawah HPP yang sebesar Rp 3.700/kg.

Untuk mengantisipasi rendahnya harga jual di tingkat petani, pemerintah meminta Bulog dan PPI (Perusahaan Perdagangan Indonesia) menyerap produksi petani dengan harga sesuai HPP.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada 7 kabupaten harganya di bawah HPP. Ini kita segera bergerak cepat, tapi Bulog sudah bergerak (menyerap)," ujar Amran di Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu (1/2/1017).

Ketujuh kabupaten yang harga gabahnya di bawah HPP adalah Purworejo Rp 3.300/kg, Jepara Rp 3.400/kg, Kendal Rp 3.600/kg, Banjarnegara Rp 3.500/kg, Grobogan Rp 3.500/kg, Rembang Rp 3.500/kg, dan Tuban Rp 3.700/kg.

"Ini kan Januari. Kalau dulu dibandingkan harga Januari itu harga gabahnya Rp 4.000-5.000/kg. Sekarang ada yang dijual Rp 3.500/kg, ada yang Rp 3.300/kg itu ada 7 kabupaten yang turun. Harganya ini kita pantau setiap hari," ujarnya.

Bulog Juga Diminta Serap Bawang Merah

Amran menyebut di Solok, Sumatera Barat, akan dibangun lumbung bawang baru seluas 10.000 ha. Yang kini telah ditanami 5.000 hektar.

Namun, saat ini harga jualnya bawang di Solok juga jatuh yaitu Rp 10.000/kg. sementara sesuai Permendag 63/2016 harga jual bawang jenis konde basah ditetapkan Rp 15.000/kg, sehingga Amran meminta Bulog dan PPI menyerap produksi petani.

"Kurang lebih ada 10.000 ha sekarang sudah tertanam 5000 tiba-tiba harga jatuh. Ini kita tangani di saat harga tinggi kita bergerak cepat. Saat harga turun kita juga bergerak cepat," ujarnya.

Ia mengatakan, padahal ada rencana mau mengekspor bawang merah ke Malaysia dan Singapura. Namun, saat ini ia memfokuskan PPI dan Bulog untuk menyerap produksi petani terlebih dulu sebelum ekspor.

"Tapi kita membuat plan B, ada rencana untuk ekspor ke Malaysia dan Singapura. Nanti kita lihat, yang terpenting sekarang bagaimana kita dorong PPI dan Bulog bergerak cepat untuk menyerap produksi petani," tutupnya. (mca/mca)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads