Sri Mulyani Bicara Soal Tingginya Inflasi di Awal Tahun

Sri Mulyani Bicara Soal Tingginya Inflasi di Awal Tahun

Hendra Kusuma - detikFinance
Rabu, 01 Feb 2017 18:47 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis angka inflasi Januari 2017 yang sebesar 0,97%. Realisasi ini paling tertinggi dibandingkan dengan tiga tahun terakhir.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakatan, pemerintah selama 2017 akan terus memperhatikan secara khusus bagaimana mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi.

"Faktor yang muncul apa dari sisi supply (pasokan) atau dari permintaan, atau dari sisi nilai tukar kalau dia barang impor. Karena ada pergerakan juga nilai tukar. Walaupun kita secara satu tahun ini, tahun 2016 kemarin nilai tukar kita hampir sama dengan asumsi," kata Sri Mulyani di Komplek Istana, Jakarta, Rabu (1/2/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(Baca juga: Kenaikan Tarif STNK Picu Inflasi Tinggi di Januari 2017)

Selain itu, kata Sri Mulyani, Kementerian Keuangan bersama Bank Indonesia dan Menko Perekonomian terus berkoordinasi agar inflasi yang berasal dari administered price atau harga yang dikendalikan pemerintah bisa terjaga.

"Kemudian bisa dikompensasi dengan stabilitas dua faktor inflasi, yaitu dari sisi volatile food maupun dari sisi core inflation. Ini kita bersama BI dan Menko Perekonomian akan mencoba mengoordinasikan dengan para menteri lain yang berhubungan dengan masalah pangan maupun dari sisi core inflation," tambahnya.

Dari sisi kenaikan tarif listrik paska adanya pemindahan daya rumah tangga dari 900 va ke 1.300 va tidak akan memberikan pengaruh besar terhadap inflasi.

"Kalau dari sisi kenaikannya kan sebetulnya enggak. Dari sisi policy listrik tanya ke Menteri ESDM. Dari sisi policy mengenai distribusinya, jadi berapa jumlah rumah tangga yang bisa mendapatkan subsidi listrik 900 VA, itu harus dilakukan registrasi lagi. Dan dalam hal ini PLN sudah melakukan persiapan untuk itu," kata dia.

(mkj/mkj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads