Kepala Biro Perencanaan Kementan, Kasdi Subagyono, mengatakan selama puluhan tahun komoditas ini jadi penyumbang untung besar untuk segelintir orang. Langkah pemerintah mengimpor daging kerbau yang harganya jauh lebih kurah, dilakukan sebagai bentuk menyeimbangkan tata niaga daging sapi.
"Ya memang begitu (banyak keuntungan di tata niaga daging sapi). Makanya negara hadir di situ," ujar Kasdi kepada detikFinance ditemui di kantornya, Rabu (1/2/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Betul di Malaysia lebih murah. Negara di sana tetapkan harga, dan itu (harga patokan) harus dilakukan. Di negara kita sebenarnya sudah ditetapkan, tapi enggak dilakukan," terang Kasdi.
Dia melanjutkan, Kementan sendiri menargetkan produksi sapi pada tahun 2017 sebesar 640.000 ton karkas. Sementara tahun lalu, produksi daging sapi tercatat sebesar 560.000 ton, dan tahun 2015 sebesar 540.000 ton.
Sebagai informasi, impor sapi bakalan yang diberikan untuk feedloter di awal tahun ini adalah, sebanyak 39.281 ekor untuk Januari, 39.281 ekor untuk Februari, 94.011 ekor untuk Maret, 63.305 ekor untuk April, dan 155.950 ekor untuk Mei.
Selain impor sapi bakalan, ada realisasi impor daging sapi beku yang masuk di awal tahun. Rekomendasi tersebut meliputi 101.459 ton dari sisa rekomendasi tahun lalu dan masih berlaku sampai Maret 2017, serta rekomendasi yang terbit di Desember 2016 yang berlaku sampai Mei 2017 sebanyak 21.344 ton.
Sementara untuk daging kerbau India, Bulog yang diberi penugasan pemerintah di tahun ini baru berencana mendatangkan 30.000 ton daging kerbau. Tahun lalu, Bulog mendapatkan izin kuota impor sebanyak 100.000 ton. (idr/ang)