Investasi Eropa di RI Capai Rp 172,9 T dalam 5 Tahun

Investasi Eropa di RI Capai Rp 172,9 T dalam 5 Tahun

Muhammad Idris - detikFinance
Kamis, 02 Feb 2017 13:04 WIB
Investasi Eropa di RI Capai Rp 172,9 T dalam 5 Tahun
Foto: Muhammad Idris/detikFinance
Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) terus meningkatkan aliran investasi asing. Salah satu yang dibidik adalah aliran investasi dari Eropa.

Menurut catatan BKPM, dalam 5 tahun terakhir investasi dari Eropa tembus US$ 13,3 miliar atau setara Rp 172,9 triliun (kurs US$ 1 = Rp 13.000).

Kepala BKPM, Thomas Lembong, mengatakan nilai investasi Eropa mayoritas di Pulau Jawa. Lima besar investasi Eropa ke Indonesia adalah Belanda, Inggris, Prancis, Luxembourg dan Jerman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam lima tahun terakhir investasi Eropa yang masuk ke Indonesia 46% berlokasi di Pulau Jawa. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo dalam Ratas 2017, arah pemerintah jelas mendorong pemerataan pembangunan. Jadi BKPM akan mengarahkan investasi yang dilakukan juga dapat menjangkau daerah-daerah investasi di luar Pulau Jawa," ujar pria yang akrab disapa Tom Lembong, dalam acara EuroCham Investment Outlook 2017 di BKPM, Jakarta, Kamis (2/2/2017).

Menurut Tom, beberapa perusahaan Eropa ternama menanamkan modalnya di Indonesia di antaranya berasal dari sektor otomotif, telekomunikasi, energi dan mineral, aviasi serta komponen otomotif.

"Ke depan kami berharap akan semakin banyak perusahaan-perusahaan raksasa Eropa yang masuk ke Indonesia. Kalau bisa di luar Pulau Jawa lebih bagus," paparnya.

Berdasarkan sektor, nilai investasi yang masuk dari Eropa pada tahun 2012-2016 tersebut disumbang oleh sektor kimia dasar dan farmasi dengan porsi mencapai 26%, diikuti oleh sektor pertambangan 20% dan pergudangan dan telekomunikasi mencapai 15%.

Lembong juga menyinggung berbagai situasi serta setting ekonomi politik global turut mempengaruhi outlook investasi serta pencapaian target investasi tahun 2017.

Beberapa di antara faktor-faktor yang diperkirakan akan turut mempengaruhi adalah hasil pemilihan presiden Amerika Serikat dengan terpilihnya Donald Trump, Brexit, pemilihan umum yang terjadi di beberapa negara Eropa, impeachment di Korea Selatan, perlambatan ekonomi China, serta harga komoditas masih menjadi variabel yang sangat berpengaruh.

"Ada beberapa sektor prioritas yang menjadi fokus pemerintah seperti pembangunan sarana penunjang bagi pariwisata, serta infrastruktur maupun sektor industri terkait dan sektor maritim," papar Lembong. (idr/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads