Kepala BKPM, Thomas Trikasih Lembong, menuturkan tipikal investor Eropa tersebut terbilang unik. Para pengusaha asal Benua Biru itu lebih gemar menanamkan modalnya di Indonesia di sektor manufaktur, terutama di industri konveksi dan garmen.
"Jadi investor Eropa ini agak berbeda dengan investor dari Jepang, Korea, atau China. Kalau 3 negara itu cenderung investasi padat modal, diam, megaproyek seperti giga watt, dan miliaran dolar. Eropa lebih banyak investasinya di manufaktur, misalnya alas kaki, garmen, dan jasa. Jadi memang keprihatinan investor Eropa itu cenderung ke kualitas," kata Tom di acara Investment Outlook 2017 EuroCham di kantor BKPM, Jakarta, Kamis (2/2/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka ini produknya seperti H&M, Uniqlo, Zara, kayak jaketnya Pak Jokowi itu (bomber), lalu sepatu, dan fashion. Karena Indonesia memang unggul untuk segmen menengah. Kita enggak bisa bersaing dengan yang super murah seperti Bangladesh atau Kamboja. Kita juga enggak kuat untuk (merk) yang sangat high end. Kita kuatnya di menengah," jelasnya.
Menurut dia, dari total investasi Eropa Rp 172,9 triliun di 5 tahun terakhir, mayoritas masih terpusat di Pulau Jawa. Lima besar investasi dari Eropa yang masuk ke Indonesia adalah dari Belanda, Inggris, Perancis, Luxembourg dan Jerman.
"Jadi lumayan, kita seringkali lupa karena Eropa itu ada 28 negara. Kita melaporkannya per negara, mereka memang kecil-kecil. Tapi saat disatukan jadi Eropa, sebenarnya besar," pungkasnya. (idr/hns)











































