Skytrain berupa Automated People Mover System (APMS) ini merupakan moda transportasi antar terminal berbasis kereta tanpa pengemudi (driverless).
Pengoperasian pada Juni 2017 menggunakan 1 trainset, yang terdiri dari 2 kereta dengan kapasitas total dapat menampung 176 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Demi mengoptimalkan pelayanan, headway Skytrain kami canangkan maksimal 5 menit dengan waktu tempuh dari T1 kemudian ke integrated building, lalu lanjut ke T2 dan T3 ditetapkan 7 menit. Bagi penumpang pesawat atau pengunjung bandara dapat dengan mudah melihat informasi jadwal atau waktu kedatangan Skytrain di aplikasi Indonesia Airport yang dapat di akses melalui smartphone," tutur Presiden Direktur Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, dalam keterangannya, Rabu (8/1/2017).
"Sejalan dengan upaya menjadikan Bandara Internasional Soekarno-Hatta sebagai bandara transit, Skytrain ini jelas akan mempermudah perpindahan penumpang pesawat antara Terminal 1, Terminal 2, dan Terminal 3," ujar Muhammad Awaluddin.
Investasi Rp 950 miliar ini terdiri dari investasi pengadaan trainset dan investasi pembangunan infrastruktur.
Pengadaan trainset Skytrain beserta teknologi di dalamnya disiapkan oleh PT LEN Industri (Persero) dan Woojin asal Korsel, dengan nilai investasi yang dikeluarkan Angkasa Pura II sebesar Rp 530 miliar. Adapun Skytrain ini dilengkapi sistem automated guideway transit (AGT) dengan ban karet yang dilengkapi pengarah dan berpenggerak sendiri atau self propelled. Kecepatan operasi Skytrain ini dapat mencapai 60 km/jam.
Untuk pembangunan infrastruktur seperti jalur dan terminal Skytrain, Angkasa Pura II merogoh dana Rp 420 miliar, di mana pembangunannya dilakukan oleh KSO antara PT Wijaya Karya Tbk dan PT Indulexco.
"Angkasa Pura II bangga dapat bersinergi dengan BUMN lainnya yakni PT LEN Industri (Persero) dan Wijaya Karya dalam menghadirkan Skytrain ini, membawa Bandara Internasional Soekarno-Hatta ke level yang lebih tinggi sekaligus menjadikan sektor kebandarudaraan nasional berada di era baru," tambah Awaluddin.
Keberadaan Skytrain akan melengkapi fasilitas terkait moda transportasi lainnya seperti kereta bandara yang menghubungkan secara langsung Jakarta dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, di mana saat ini moda tersebut masih dalam tahap pembangunan dan diharapkan pada pertengahan tahun sudah dapat dioperasikan.
Melalui Skytrain dan kereta bandara diharapkan volume kendaraan bermotor di akses bandara maupun di kawasan bandara akan berkurang sehingga arus lalu lintas dapat lebih lancar.
Angkasa Pura II menargetkan Bandara Internasional Soekarno-Hatta dapat meraih sertifikat Bintang 5 Skytrax yang salah satunya didukung dengan pengoperasian Skytrain dan kereta bandara. (wdl/ang)











































