Direktur Kepelabuhanan Kementerian Perhubungan, Mauritz H.M. Sibarani, menyebut Kuala Tanjung akan tetap menjadi hub internasional. Sementara itu, nasib Priok ditentukan pasar apakah nanti ramai atau tidak.
"Soal peralihannya apakah nanti di Priok atau Kuala Tanjung, tergantung pasarnya masing-masing karena pasarnya beda," kata Mauritz, kepada detikFinance, Rabu (8/2/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pengembangan Tahap I Pelabuhan Kuala Tanjung Capai 70%
Sementara Priok bertugas mengonsolidasikan kargo dalam negeri untuk dikirim langsung ke negara tujuan.
"Kita lihat karena pasarnya masing-masing beda. Kuala Tanjung kita harapkan kargo-kargo yang ada di Selat Malaka bisa ditampung di Kuala Tanjung. Kalau Priok lebih banyak mengonsolidasi kargo-kargo yang ada di pelabuhan sekitar situ dan Jakarta. Jadi agak beda perannya," kata Mauritz.
Saat ini Kuala Tanjung masih dalam proses pembangunan, nantinya jika sudah beroperasi akan dapat banyak pelanggan karena terletak di dekat jalur perdagangan internasional. Sementara Priok, dengan lokasinya yang berada di selatan, bisa menarik minat shipping line karena dekat dengan pasar Jawa dan sekitarnya.
"Kalau Kuala Tanjung karena pasarnya internasional diharapkan dia mendapatkan pelanggan. Tapi kita harapkan itu barang-barang internasional bisa masuk ke Priok. Sekarang sih belum, tapi diharapkan nanti ada dalam waktu dekat," ujarnya.
Baca juga: Gubernur Sumut Protes Hub Internasional Dipindah ke Tanjung Priok
Mauritz mengatakan, Kementerian Perhubungan akan bekerjasama dengan PT Pelindo II selaku operator Tanjung Priok, untuk memperluas pasar pelabuhan ini. Caranya dengan menggandeng sejumlah perusahaan shipping line.
"Kemenhub dorong kerja sama Pelindo dengan shipping line. Kami coba dukung mereka sinergi antara operator dengan shipping line," ujar Mauritz.
Saat ini baru ada 3 perusahaan shipping line yang bekerjasama dengan Pelindo II untuk mendukung proyek hub internasional. Mauritz menyebut hal ini tidak masalah karena nanti secara bertahap akan bertambah.
"Ya tidak apa-apa memang harus pelan-pelan namanya juga orang bisnis pelan-pelan. Nanti pasar yang terbentuk diharapkan pasar di sekitar Indonesia," ujar Mauritz.
Saat ini kedalaman Priok telah mencapai 14 meter LWS (Lowest Water Spring), sehingga bisa dilewati kapal berkapasitas besar. (dnl/mkj)